Malang, tvOnenews.com - Satreskrim Polres Malang memberikan fakta terbaru terkait kasus bunuh diri satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang beberapa waktu lalu yang sempat menggemparkan warga.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor) yang diambil dari sampel darah yang tercecer dan menempel pada gelas, ada dugaan Wahaf Efendi (38) yang merupakan guru SD di Kebonsari sebelum mengakhiri hidupnya terlebih dahulu meracuni teh yang dicampuri obat nyamuk dan diminumkan ke istrinya, yakni Sulikha (35) dan anaknya berinisial AR (13).
Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan petugas menemukan karton teh di tempat sampah dibungkus obat anti nyamuk.
Karena itu, dia menduga teh dicampur untuk mengurangi aroma dan rasa dari obat nyamuk.
“Mungkin teh dicampur untuk menghilangkan aroma dan rasa obat anti nyamuknya,” kata Gandha saat dikonfirmasi tvOnenews.com, Rabu (10/1/2024).
Diungkapkan Gandha bahwa Labfor Polda Jatim telah keluar. Dalam hasil tersebut menyatakan bahwa darah yang berceceran maupun yang menempel pada pisau merupakan darah identik dengan DNA Wahaf.
“Hasil yang keluar darah tersebut identik dengan DNA Wahaf. Jadi tidak ada campur tangan almarhumah AR maupun almarhumah Sulikha. Jadi berdasarkan hasil pemeriksaan Labfor tersebut sudah jelas bahwa yang meminumkan, memegang gelas terakhir almarhum Wahaf," ungkap Gandha.
Tak hanya itu, lanjut Gandha, dari hasil pengujian lambung korban AR maupun Sulikha diketahui bahwa terdapat kandungan transflutrin di dalamnya.
Hal tersebut juga identik dengan penemuan bungkus obat anti nyamuk dan bekas bungkus teh kotak di sampah yang berada di lokasi kejadian.
Dari temuan tersebut, polisi menduga bahwa Wahaf mencampurkan obat anti nyamuk dengan teh kotak di satu gelas yang juga ditemukan di lokasi kejadian.
“Jadi kalau boleh kami berpendapat, mungkin pada saat menuangkan anti nyamuk tersebut dicampur dengan teh kotak untuk menghilangkan rasa sepat atau rasa pahit. Mungkin untuk menghilangkan aroma (obat anti nyamuk) sedikit. Mungkin ada tipu daya sehingga almarhum ini meminumkan kepada istrinya dan anak perempuan yang sulung," jelasnya.
Disinggung terkait unsur pemaksaan, Gandha belum dapat memastikan hal tersebut. Sebab, hal itu tidak dapat dipastikan melalui hasil visum.
Kendati demikian, dari hasil visum tidak ditemukan luka cakaran maupun luka hasil perlawanan sehingga dipastikan tidak ada kekerasan dalam perkara tersebut.
Saat ditanya terkait korban Wahaf dapat dikatakan sebagai pembunuh istrinya maupun anak perempuan yang sulung, Gandha mengatakan kurang lebih seperti itu.
“Ya kurang lebih seperti itu,” singkatnya.
Oleh karena itu, selanjutnya pihak kepolisian akan melakukan gelar perkara untuk mengetahui apakah perkara tersebut masuk dalam ranah pidana ataupun tidak.
“Kalau seperti ini kami akan melakukan gelar perkara apakah ada peristiwa pidana atau tidak di sini. Setelah itu, karena ini juga baru keluar juga hasilnya kami akan melakukan gelar perkara terkait apakah ada peristiwa pidana atau tidak,” terangnya.
Berita sebelumya, tiga anggota keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang tewas diduga bunuh diri pada Selasa pagi (12/12/2023). Mereka adalah kepala keluarga Wahaf Efendi (28), istrinya bernama Sulikha (35) dan anak perempuan yang sulung berinisial AR (13).
Beruntung salah satu anak mereka yang berinisial AK saudara kembar AR ditemukan dalam kondisi selamat. Polisi menduga aksi keluarga di Pakis ini dilatarbelakangi faktor ekonomi. (eco/nsi)
Load more