"Dua orang yang membuntuti Zakaria kemudian diceritakan memotong jalan dan menakuti dengan celurit. Akhirnya Zakaria menyerahkan tas yang berisi HP, dompet, KTP, dan ATM. Dia sempat mengaku berteriak dan pelaku begal dikejar warga," lanjut Anton.
Namun, berdasarkan penyelidikan dan keterangan saksi, tidak menyebutkan adanya aksi curas atau begal di lokasi yang disebutkan Zakaria. Polisi terus mendalami pengakuan Zakaria dan akhirnya menemukan fakta hukum dari laporan tersebut.
"Ditemukan fakta hukum bahwa tidak ada kejadian tersebut. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang ke Zakaria. Ia mengakui apa yang disampaikan ke polisi tidak benar. Selanjutnya penyidik gelar perkara, dan menyatakan laporan itu bukan merupakan tindak pidana," tegas Anton.
Kompol Anton mengatakan, fakta sebenarnya terungkap ketika mendapati tas yang diklaim diambil begal ternyata dibawa pacarnya sendiri.
"Terungkap fakta sebenarnya pada 21 Januari Zakaria menemui pacarnya di Polowijen, di sana ada selisih paham. Terus tas yang dibawa Zaka, itu dibawa pacarnya. Kemudian pada 22 Januari malam dia kerja, dia pulang lewat Betek tidak ke Jalan Melati. Sampai rumah pukul 01.30 WIB cerita ibunya, bahwa dirinya tadi menjadi korban kejahatan," lanjutnya.
Hal itu juga dibuktikan dengan temuan penyidik terkait tas serta HP milik Zakaria yang masih dibawa pacarnya. Saat ini barang itu masih disita polisi menjadi barang bukti.
Pagi harinya, ibu Zakaria menyuruh untuk lapor polisi karena menjadi korban kejahatan. Hal itu kemudian menjadi dasar Zakaria membuat laporan palsu ke Polsek Lowokwaru.
Load more