Banyuwangi, tvOnenews.com – Kabar meninggalnya Bintang Balqis Maulana (14), santri yang sedang menempuh pendidikan di Ponpes Al-Ishlahiyyah, Mojo, Kediri, membuat Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani langsung mendatangi rumah duka di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Selasa (27/2).
Bintang meregang nyawa diduga setelah dianiaya oleh beberapa seniornya di ponpes tersebut, beberapa waktu lalu.
Di rumah duka, Ipuk ditemui oleh keluarga Bintang, termasuk orang tuanya, Suyanti dan Rustam. Selain menyampaikan duka cita, Ipuk juga berjanji akan menjembatani komunikasi kasus itu antar pemerintah daerah.
"Kami akan membantu komunikasi dengan pemerintah daerah Kediri. Mulai dari dinsos, dinas pendidikan, bahkan kantor kemenag sudah saling berhubungan dengan instansi di sana," kata Ipuk.
Jembatan komunikasi itu untuk memastikan korban dan keluarganya mendapat keadilan. Keluarga juga bisa mendapat informasi yang valid soal penyebab kematian Bintang.
Bupati Ipuk berharap, keluarga korban tabah dan bersabar atas musibah yang dialaminya. Ia turut menguatkan keluarga tersebut agar selalu tabah untuk menuntut keadilan.
"Alhamdulillah bapak dan ibunya Bintang kuat dan mengikhlaskan. Pesan mereka agar proses hukum tetap bisa dijalankan. Karena dengan perasaan seorang ibu, ada rasa ketidakadilan atas kasus yang dialami putranya," tegas Ipuk.
Bupati berharap, kasus penganiayaan dan bullying yang dialami Bintang dapat menjadi pelajaran bersama. Harapannya, seluruh pihak bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar.
"Kita semua harus lebih aware terhadap bullying yang masih marak di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Kami juga berharap orang tua lebih perhatian terhadap pertemanan dan perilaku anak-anaknya," tutup Ipuk.
Harapan yang sama juga disampaikan kepada lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren. Ia meminta seluruh pondok pesantren, terutama yang berada di Banyuwangi, untuk lebih peduli terhadap para santri.
Sementara ibu Bintang, Suyanti, menjelaskan, anaknya dipulangkan dari pondok pesantren dalam kondisi meninggal dunia pada Sabtu lalu. Sehari sebelumnya, melalui kakak Bintang, pihak pondok pesantren mengabarkan bahwa Bintang meninggal karena jatuh dari kamar mandi.
Namun saat jenazah Bintang tiba di rumah, banyak kejanggalan yang keluarga temukan. Salah satunya, kondisi tubuh Bintang yang penuh luka dan berdarah.
Keluarga menyayangkan sikap pondok pesantren yang tidak proaktif memberi informasi soal kematian Bintang.
"Itu yang saya sayangkan. Saya menunggu inisiatif dari pondok untuk meminta maaf atau berduka cita. Tapi tidak ada," katanya.
Suyanti mengaku telah mengikhlaskan kepergian Bintang. Namun, keluarga ingin mendapat informasi utuh soal kronologi dan penyebab kematiannya.
"Kenapa kok bisa kejadian begitu. Anak saya salah apa? Saya minta doanya agar kebenaran bisa terungkap," tambah dia.
Hingga saat ini, kasus penganiayaan tersebut telah ditangani oleh Polres Kediri Kota. Polisi telah menetapkan empat tersangka atas kematian Bintang. Para tersangka merupakan rekan sesama santri di tempat Bintang menuntut ilmu, termasuk sepupu korban. (hoa/gol)
Load more