Malang, tvOnenews.com - Adanya tudingan atas dugaan penolakan pasien kritis yang diketahui bernama Wahyu Widianto (62), seorang anggota linmas Kejurahan Bareng, pihak RS Hermina yang beralamat di Jalan Tangkuban Perahu angkat bicara, Selasa (12/3).
"Pernyataan atau statement dari pihak keluarga yang menyatakan bahwa Wahyu Widianto tidak ditangani itu kurang tepat," kata Yuliningsih kepada awak media, Selasa (12/3).
Lanjut kata Yuli pihaknya sudah menangani dengan kondisi saat itu yaitu full. Beberapa pasien juga yang harus duduk sehingga kami harus koordinasi untuk penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan pasien.
Menurutnya, dokter jaga yang berada di IGD, telah melakukan pemeriksaan kondisi Wahyu Widianto.
"Saat datang kesini (datang ke IGD RS Hermina Malang), kondisinya sudah kritis. Dan dokter kami saat itu, langsung melakukan pemeriksaan," jelasnya.
Yuli juga mengakui jika pihaknya sudah melakukan pengecekan awal kepada pasien Wahyu, meskipun ia mengatakan jika dokter tersebut tidak sempat memakai pakaian dokter. Tapi menurutnya Wahyu sempat mendapatkan pengecekan awal di atas bentor.
"Kami sama-sama ingin menolong bagaimanapun upaya yang apa kita bisa. Sudah kami lakukan juga dimana dokter jaga kami sedang memeriksa, kemudian ditemukan saturasi 77 persen," bebernya.
Ia juga menolak jika disebut kekurangan peralatan untuk mengecek kondisi jantung pasien. Ia menegaskan jika alat cek jantung di RS Hermina lengkap.
Lebih lanjut, Yuli mengatakan jika mereka sebenarnya akan mempersiapkan ruangan dan bed untuk merawat Wahyu. Tapi ambulans dari relawan Es Teh Anget sudah terlanjur membawa pasien tersebut ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang.
"Karena membutuhkan penanganan waktu lama, sementara kondisi Wahyu Widianto kritis dan membutuhkan penanganan segera, sehingga ia dibawa oleh mobil ambulans relawan Es Teh Anget menuju RS Saiful Anwar," tukasnya.
Seorang anggota Satlinmas Kelurahan Bareng bernama Wahyu Widianto warga Jl Bareng Tenes, Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen, Kota Malang meninggal dunia diduga akibat ditolak mendapatkan penanganan di Rumah Sakit (RS) Hermina Malang, Senin (11/3 petang kemarin.
Calvin tetangga korban yang ikut mengantarkan korban menceritakan kronologinya. Saat itu, ia mengantar pasien yang sedang kritis untuk dibawa ke RS Hermina Malang guna mendapatkan perawatan intensif.
“Sekitsr pukul 18.30 Wib, saya dapat kabar, terus saya bantu bawa ke RS Hermina untuk mendapatkan kepastian,” ujar Calvin saat dikonfirmasi awak media, Senin (11/3) malam.
Diungkapkan Celvin, saat itu pasien dalam kondisi kritis dan dari rumah, pasien dibawa menggunakan becak motor (bentor) ke RS Hermina yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumahnya.
Namun, setibanya di RS Hermina, perlakuan tak mengenakan terjadi. Pihak RS Hermina secara langsung menolak pasien yang tengah kritis tersebut dengan alasan bed penuh. (eco/hen)
Load more