Eri melanjutkan, dalam pasar murah ini termasuk menambahkan bahan pokok yang belum ada dan terus melonjak, yaitu seperti cabai rawit.
“Kami masih bergerak ke daerah penghasil cabai, seperti di Nganjuk dan sekitarnya. Kami akan terus mencari karena kami bukan penghasil cabai. Kami beli dari petaninya kami bawa ke Surabaya,” tandasnya.
Sementara itu, pasar murah di awal Ramadhan ini cukup membantu masyarakat kecil karena harga bahan pokok yang dijual memang murah dibandingkan di pasaran, sehingga mereka memiliki daya beli
“Pasar murah ini sangat membantu warga. Saya beli beras dan bawang. Kalau beras premium ini saya beli 67 ribu rupiah per kilogramnya, sedangkan bawang merah dijual 10 ribu per setengah kilo. Yaa harganya murah di sini dibandingkan di pasaran,” ujar Nunuk, salah seorang warga.
Karena harga di pasar murah ini betul-betul bisa dijangkau, warga berharap pasar murah ini digelar terus hingga harga di pasaran stabil, atau setidaknya mendekati lebaran karena biasanya harga-harga bahan pokok ikut melambung.
“kamu berharap Pemkot Surabaya terus menggelar pasar murah ini. Biar kami bisa belanja bahan pokok yang murah. Kalau bisa digelar sampai lebaran nanti, biasanya kan bahan pokok naik semuanya. Karena iitu, kami berharap pasar murah terus ada untuk warga,” harap Nunuk. (msi/gol)
Load more