”Jadi keluhannya adalah retensi urine atau tidak bisa kencing. Kita sudah berikan perawatan dan tindakan, dan rencananya besok (hari ini) operasi,’’ ujar direktur yang biasa dipanggil Ning Eyik itu.
Sejak menjalani perawatan di rumah sakit, lanjut Ning Eyik, pasien sendirian. Saudaranya hanya datang dan mengantarkan pasien tersebut. Selama dirawat, tidak ada keluarga atau sanak famili yang menunggu. Meski begitu, kondisinya stabil dan bisa beraktifitas normal.
”Dari pengakuan keluarga, beliau mungkin tekanan psikologi, jadi ada insiden tadi,’’ jelas dia.
Ditambahkan Ning Eyik, pasien diketahui keluar setelah sebelumnya ingin menghirup udara segar di sekitar ruang terbuka hijau di rumah sakit. Karena kondisinya stabil, akhirnya pasien berencana untuk keluar.
”Sehingga petugas kami, berusaha membujuk untuk kembali ke ruangan,’’ jelasnya.
Soal keluhan biaya operasi, Ning Eyik menegaskan rumah sakit tidak pernah menunda tindakan operasi karena urusan biaya. Sejak hari pertama rumah sakit sudah koordinasi dengan Pemdes, Dinkes dan Dinsos untuk membantu menguruskan pasien lewat program Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin) provinsi.
”Karena pasien B adalah orang Madiun, jadi dapat dicover lewat biakes maskin provinsi Jawa Timur. Pada intinya soal biaya tidak ada kendala. Jadi kalau pasien B berkata demikian, itu asumsinya saja bahwa pasien merasa keberatan,’’ tandasnya.
Load more