Jombang, tvOnenews.com - Sejumlah warga yang kebetulan berada di sekitar Jalan KH Wahid Hasyim Jombang pada Rabu (13/3) digegerkan dengan adanya pasien yang hendak kabur dari RSUD Jombang. Sejumlah petugas sekuriti rumah sakit yang berusaha menghadang nyaris kewalahan karena memaksa ngotot ingin pulang.
”Aku tidak mau, aku mau pulang, soalnya belum bayar tidak bisa dioperasi,’’ teriak kakek berusia 64 tahun yang mengaku bernama Bambang Triono ini dengan bahasa Jawa.
Pria tersebut, menyebut dirinya adalah warga Dusun Wonoayu, Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung. Sembari berteriak jika ia ingin pulang karena tak punya biaya operasi, ia juga sempat menegur petugas yang membujuknya.
”Emoh-pokok e emoh, (tidak mau, intinya tidak mau),’’ teriaknya kepada petugas.
Peristiwa itu tak hanya membuat warga berduyun-duyun ingin menyaksikan langsung apa yang terjadi, namun juga membuat kendaraan yang hendak keluar menuju pintu parkir terganggu. Hingga 30 menit berlalu, petugas yang dibantu warga akhirnya membujuk pasien dan mau kembali masuk ke ruang perawatan.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Direktur RSUD Jombang dr Mamorotus Sa'diyah membenarkan kejadian tersebut. Ia menerangkan, pasien bernama B adalah warga Madiun yang masuk ke RSUD Jombang sejak Senin (11/3) lalu.
”Jadi keluhannya adalah retensi urine atau tidak bisa kencing. Kita sudah berikan perawatan dan tindakan, dan rencananya besok (hari ini) operasi,’’ ujar direktur yang biasa dipanggil Ning Eyik itu.
Sejak menjalani perawatan di rumah sakit, lanjut Ning Eyik, pasien sendirian. Saudaranya hanya datang dan mengantarkan pasien tersebut. Selama dirawat, tidak ada keluarga atau sanak famili yang menunggu. Meski begitu, kondisinya stabil dan bisa beraktifitas normal.
”Dari pengakuan keluarga, beliau mungkin tekanan psikologi, jadi ada insiden tadi,’’ jelas dia.
Ditambahkan Ning Eyik, pasien diketahui keluar setelah sebelumnya ingin menghirup udara segar di sekitar ruang terbuka hijau di rumah sakit. Karena kondisinya stabil, akhirnya pasien berencana untuk keluar.
”Sehingga petugas kami, berusaha membujuk untuk kembali ke ruangan,’’ jelasnya.
Soal keluhan biaya operasi, Ning Eyik menegaskan rumah sakit tidak pernah menunda tindakan operasi karena urusan biaya. Sejak hari pertama rumah sakit sudah koordinasi dengan Pemdes, Dinkes dan Dinsos untuk membantu menguruskan pasien lewat program Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin) provinsi.
”Karena pasien B adalah orang Madiun, jadi dapat dicover lewat biakes maskin provinsi Jawa Timur. Pada intinya soal biaya tidak ada kendala. Jadi kalau pasien B berkata demikian, itu asumsinya saja bahwa pasien merasa keberatan,’’ tandasnya.
Atas kejadian itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan sanak famili yang ada di Mojoagung dan juga Pemerintah Desa Dukuhmojo.
”Kita sudah bertemu dengan keponakan dan pemerintah desa, untuk berkoodinasi mengurus Biakes Maskin. InsyaAllah hari ini clear,’’ papar Ning Eyik. (usi/far)
Load more