Surabaya, tvOnenews.com - Di tengah beratnya medan yang harus dilalui dari kawasan Ijen Banyuwangi hingga ke Gunung Bromo, 502 siswa Pendidikan Komando Korps Marinir ke 173 bertahan di tengah cuaca ekstrem.
Meski sedang mengemban tugas negara, sebagian besar para siswa prajurit yang muslim tetap menjalankan puasa Ramadhan.
Di bawah rintik hujan lereng Gunung Bromo, para siswa komando yang sedang menjalani pendidikan lintas medan ini, membangunkan sejumlah teman mereka yang tertidur untuk makan sahur.
Meski sedang mengikuti pendidikan, sebagian besar prajurit dan pelatih yang Muslim tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan, saat menjalani tugas berat.
Di bawah suhu 19 derajat celcius, para siswa dengan cepat menyantap makan sahur sebelum subuh datang, dan mereka harus segera bergeser ke kaki Gunung Bromo untuk bersiap upacara pemberangkatan berikutnya menuju Malang Selatan.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali memimpin indoktrinasi ratusan prajurit atau siswa Pendidikan Komando Korp Marinir ke 173 di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kamis (14/3).
Sebanyak 502 prajurit Pendidikan Komando Korp Marinir diantaranya Akademi Angkatan Laut Korp Marinir dengan 58 prajurit. Para prajurit menempuh pendidikan selama 2 bulan ini, dan menyisakan 10 hari lagi untuk mendapat baret ungu atau baret marinir.
"Mereka (Prajurit) disini sudah 60 hari menempuh pendidikan dan hanya menyisakan 10 hari lagi akan mendapatkan baret ungu, baret kebanggaan mereka. Alhamdulillah selama hingga saat ini tidak ada yang sakit, kondisi fit dan siap menuntaskan pendidikan," kata Ali.
Meskipun sedang mengikuti pendidikan, lanjut Ali, prajurit dan pelatih yang Muslim diketahui tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
“Mereka tetap berpuasa, dan untungnya lagi cuaca disini tidak terlalu panas, jadi agak kuat puasanya. Walaupun fisiknya ditempa, tapi mereka tetap berpuasa, begitu juga dengan pelatihnya ya tetap harus berpuasa,” ungkap Ali.
“Oleh karena itu tetap semangat sampai ke tahap penutupan nanti yang akan digelar di wilayah Malang Selatan, tahan banting, pantang menyerah, jiwa-jiwa Marinir sebelumnya yang mendahului kita tetap dijadikan teladan,” tandas Ali. (zaz/hen)
Load more