Malang, tvOnenews.com - Akibat cuaca ekstrem yang melanda Malang Raya, termasuk Kabupaten Malang, menyebabkan bencana banjir di wilayah pesisir pantai selatan.
Meski sempat diterjang banjir rob saat cuaca ekstrem, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih membuka wisata Pantai Selatan, Jumat (15/3).
Perlu diketahui, banjir rob merupakan banjir laut pasang. Jenis banjir tersebut disebabkan adanya kenaikan atau pasangnya air laut, sehingga air laut naik menuju ke daratan di sekitarnya.
“Banjir rob atau gelombang air laut naik sampai dengan daratan di kawasan pesisir pantai di wilayah Selatan Kabupaten Malang, Kamis (14/3) sore kemarin," ujar Sadono saat dikonfirmasi awak media, Jumat (15/3).
Peristiwa tersebut menimpa sejumlah pantai, kata Sadono, diantaranya Pantai Ngeliyep, Balekambang, Batu Bengkung, Ungapan, Sendang Biru dan Bajul Mati.
“Di Pantai Ngliyep, gelombang air laut naik sampai badan jalan. Namun, gelombang tidak sampai naik ke pemukiman warga. Sama dengan Pantai Balaikambang, gelombang air laut naik sampai badan jalan,” beber Sadono.
Sementara itu, Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait dengan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Bakorwil III Malang, pada 15 hingga 17 Maret 2024.
Di dalamnya, menerangkan bahwa perlu adanya kewaspadaan terkait dengan cuaca, kondisi angin, hingga gelombang tinggi.
“Waspada tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter di Perairan selatan Jatim dan Samudera Hindia selatan Jatim,” tulis BMKG dalam pemberitahuan resmi, Jumat (15/3).
Kendati demikian, Pemkab Malang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tetap mengaktifkan wisata Pantai Selatan. Artinya, tidak ada penutupan meski sempat terjadi banjir rob di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto mengatakan, wisata Pantai Malang Selatan masih tetap aktif. Hanya saja, pihaknya menghimbau agar wisatawan lebih berhati-hati dengan adanya cuaca ekstrem tersebut.
“(Wisata) Ditutup sih tidak. Cuma himbauan-himbauan untuk tidak mendekat ke bibir pantai bagi pengunjung,” ujar Purwanto saat dikonfirmasi awak media, Jumat (15/3).
Menurutnya, situasi di pesisir pantai kian membaik. Ia menyebutkan, bahwa banjir rob biasa terjadi setiap tahunnya.
“Ini banjir rob tahunan, biasanya selama empat sampai enam hari tinggi gelombangnya tiga meter. (Namun) sekarang sudah dua meter,” jelasnya.
Ditambahkan Purwoto, sejumlah pengamanan secara ketat juga dilakukan oleh pengelola maupun penjaga pantai untuk meningkatan keamanan.
Adanya cuaca ekstrem, khususnya di wilayah pesisir Pantai Selatan, Purwoto menghimbau agar masayarakat terus berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar.
“Untuk masyarakat sekitar pantai, hendaknya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaannya. Serta melakukan monitoring lingkungannya secara berkala dan mandiri dan menghindari berkegiatan di tengah cuaca ekstrem,” pungkas. (eco/hen)
Load more