Tak hanya kelompok sholat tarawih dengan bacaan 30 juz Al-Qur’an, namun para santri Temboro ini juga menggelar kelompok sholat tarawih dengan bacaan 1 juz, 5 juz hingga 10 juz Al-Qur’an, sehingga para santri tidak diwajibkan mengikuti tarawih kelompok 30 juz Al-Qur’an, mereka bisa memilih kelompok mana sesuai kemampuan masing-masing.
Bahkan tahun ini, pihak Ponpes mendatangkan guru besar pengajar Al-Qur’an di Masjidil Haram Mekkah, Syaikh Abdu Dzohir Abu Shoqer Al-Mansawi sebagai Imam Sholat tarawih khusus untuk kelompok bacaan 1 juz Al-Qur’an. Harapannya agar para santri bisa belajar Al-Qur’an langsung dari pengajar dari Makkah.
“Tidak ada paksaan dalam sholat tarawih ini, ada banyak pilihan ya, boleh ikut 1 juz, boleh 5 juz, bahkan sekarang ada jemaah khusus untuk anak-anak SMA dari luar pondok yang ikut program pondok kilat itu hanya surat-surat pendek saja,” terangnya.
Sementara itu, Muhammad Samsudin (19) salah seorang santri Ponpes Al-Fatah Temboro dari Riau mengaku sudah mondok selama 5 tahun, namun baru tahun ini dirinya siap mengikuti sholat tarawih kelompok 30 juz Al-Qur’an. Selain harus ikhlas menjalankannya, Samsudin juga ingin mencoba sejauh mana kemampuannya dalam menghafal Al-Qur’an.
“Baru mencoba tahun ini, ingin mencoba saja sejauh mana kemampuan hafalan Al-Qur’an saya, kan bisa istirahat kalau capek. Tidak ada paksaan,” jelas Samsudin.
Samsudin menjelaskan, ada banyak kelompok sholat tarawih di dalam pondok, ada yang 1 juz, 5 Juz, 10 juz, dan 30 juz, tapi untuk yang santri kecil bacaannya surat-surat pendek.
Perlu diketahui, awal mula pelaksanaan tradisi sholat tarawih 8 jam dengan bacaan 30 juz Al-Qur’an ini adalah adanya niat dan tekad para ustad serta santri dalam beribadah mencari pahala dan menambah berkah di malam bulan puasa Ramadhan.
Load more