Lebih lanjut peraih Penerima Honorary Award for Global Peace and Women Empowerment atau Perdamaian Global dan Pemberdayaan Perempuan dari Minhaj-Ul-Quran International ini pun menyebutkan bahwa mencegah stunting harus dilakukan sejak usia remaja. Dimana remaja perempuan harus dipastikan memiliki kecukupan asupan zat besi untuk menghindari anemia.
Selain itu saat hamil, kecukupan gizi juga harus dipastikan agar mendukung pertumbuhan optimal pada janin. Tak sampai di sana, saat bayi lahir di 1000 hari pertama juga harus dipastikan kecukupan asupan nutrisi dan gizi karena menjadi kunci pertumbuhan anak ke depan.
Di sisi lain, berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dipaparkan dalam rapat bersama Wapres, ada tiga provinsi di Indonesia yang sudah mencapai target RPJMN dengan prevalensi stunting di bawah 14 persen. Yaitu provinsi Riau (13,6%), Jambi (13,5%) dan juga Bali (7,2%).
Sedangkan ada lima provinsi di Indonesia yang tercatat sebagai daerah dengan prevalensi stunting tertinggi dengan persentase lebih dari 30 persen. Yaitu Papua Tengah (39,4%), NTT (37,9%), Papua Pegunungan (37,3%), Papua Barat Daya (31%) dan Provinsi Sulawesi Barat (30,3%).
“Bismillah dengan upaya bersama dan sinergi seluruh pihak, Jatim bisa mencapai target prevalensi stunting 14 persen di akhir tahun 2024 mendatang,” pungkas Khofifah. (hen)
Load more