Dalam laporannya, warga melampirkan sejumlah barang bukti. Diantaranya, tangkapan layar pernyataan Hasto yang sedang melakukan sebuah wawancara. Ada juga, link video yang beredar luas di jejaring media sosial.
“Kami juga lampirkan data pendukung lainnya,” tutup Rizal.
Sebelum melakukan pelaporan ke Polresta Banyuwangi, sejumlah warga ini sempat membentangkan spanduk besar. Isinya, menuding kabar hoaks yang beredar di media sosial. Usai melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta, warga langsung diarahkan menjalani pemeriksaan di Unit Tindak Pidana Khusus Satreskrim Polresta Banyuwangi.
Saat warga melapor ke Polresta, nyaris bersamaan, sejumlah warga menggelar aksi demo di depan kantor KPU Banyuwangi. Massa yang mengatasnamakan Masyarakat Banyuwangi Peduli Politik. Mereka meminta klarifikasi dari KPU terkait Sirekap, termasuk netralitas TNI/Polri dalam pemilu kemarin.
Massa ditemui Ketua KPU Banyuwangi Dwi Anggraeni. Pejabat ini memastikan Sirekap tidak bisa diakses sembarang orang.
“Jadi, siapapun boleh berkata soal Sirekap. Tapi, harus ada bukti dan kebenarannya. Meski yang mengatakan orang berpengaruh,” tegasnya.
Senada diungkapkan Wakapolresta Banyuwangi AKBP Dewa Putu Eka Darmawan. Dewa menegaskan jajarannya netral dalam pemilu. Bahkan, tidak bisa mengakses Sirekap. Apalagi, ikut mencatat di dalam TPS.
Load more