Kaseno, Ketua RT setempat menjelaskan, kepanikan warga karena khawatir seperti yang terjadi pada 7 Maret lalu.
"Warga disini sama merasakan getaran itu bahkan pak Zaini (salah satu warga) bilang ini apa pak RT kok ada getaran. Saya jawab mungkin agak jauh itu pak sumber getarannya. Warga sempat panik pada keluar rumah semua. Karena dikira tanah amblas susulan yang menimpa dusun ini," kata Kaseno, Ketua RT di Dusun Jumok, Sabtu (23/3).
Kaseno melanjutkan, gempa yang dirasakan pada Jum'at sore tersebut membuat warga panik. Karena pada tanggal 7 Maret lalu disini terjadi bencana tanah bergerak dan amblas. Akibatnya 11 rumah rusak berat dan tidak ada yang berani ditempati lagi.
"Pemilik rumah saat ini mengungsi di rumah tetangga. Karena tidak berani tinggal di rumahnya. Juga tidak boleh karena berbahaya," tambah Kaseno.
Ketua RT juga menjelaskan, setelah gempa Tuban, warga telah mendapat pengarahan dari kepala desa untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
"Arahnya menyelamatkan sudah diarahkan, yaitu ke arah barat," pungkas Kaseno.
Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan, Pemerintah Kabupaten Jombang menyiagakan sejumlah aparat utamanya BPBD di posko bencana tanah amblas Sambirejo. Penjagaan tersebut berlangsung selama 24 jam dengan bergiliran tiga shift. (usi/gol)
Load more