Setelah kejadian gempa tersebut, pria berusia 30 tahun itu menyebut, semua aktivitas mata pencaharian warga yang mayoritas nelayan itu, mandek.
"Semuanya berhenti, karena takut gempa. Tidak ada ada aktivitas, selain mengamankan diri dan barang berharga ke tempat yang aman,” ujarnya.
Saat ini, tambahnya, bantuan sembako sudah diterima. Namun, dia berharap ada kembali bantuan. Termasuk popok bayi, dan tempat yang aman bagi rumahnya yang tidak layak huni.
"Termasuk rumah saya terdampak, dan tidak bisa dihuni. Ini juga libur melaut,” tutupnya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, update jumlah kerusakan bangunan fasum, rumah, dan sekolah di Pulau Bawean sebagai berikut.
Di Kecamatan Sangkapura, ada 2.319 rumah, 86 tempat ibadah, 68 sekolah rusak, 31 sekolah, enam kantor, satu rumah sakit, dan delapan pondok pesantren. Kecamatan Tambak, 2.828 rumah, 99 tempat ibadah, 57 sekolah, 12 kantor, dua pasar.
Pengungsi di Kecamatan Sangkapura sebanyak 15.357 orang sementrara di Kecamatan Tambak 18.732 orang. Korban luka dampak gempa sebanyak tujuh orang. Tiga diantaranya masih dirawat di RSUD Ibnu Sina Gresik, empat lainnya sudah pulang. (mhb/far)
Load more