Surabaya, tvOnenews.com – Tak hanya melakukan perawatan lokomotif dan perbaikan jalur kereta api, menjelang arus mudik lebaran ini, KAI Daop 8 Surabaya juga melakukan pemeriksaan tes narkoba terhadap para masinis dan petugas KAI lainnya. Hal ini untuk memastikan mereka bebas narkoba dan alkohol sebelum memberangkatkan kereta, demi keselamatan dan keamanan penumpang saat mudik lebaran.
Setelah persiapan dari sisi sarana dan prasarana, SDM KAI menjadi poin utama bagi perusahaan untuk memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api masa angkutan lebaran 2024 berjalan dengan sukses. Selain awak sarana perkeretaapian yang telah menjalani serangkaian asesment secara ketat, para pekerja dari bagian operasional juga harus dituntut memiliki kompetensi dan bertanggungjawab dalam bertugas.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif mengatakan, bahwa untuk menciptakan SDM yang berkompeten, handal, dan bertanggungjawab, KAI Daop 8 Surabaya bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya melakukan tes secara acak kepada beberapa pekerja KAI Daop 8 Surabaya.
Pemeriksaan tes narkoba dilaksanakan secara rahasia dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan diikuti 60 pekerja yang dilaksanakan di dua tempat, yaitu Kantor Daop 8 Surabaya dan juga Stasiun Malang. Adapun ASP yang menjalani tes narkoba ini terdiri dari Masinis, Asisten Masinis, Kondektur, Teknisi Kereta Api, Polsuska, dan para pekerja pada bagian operasional.
"Dengan adanya kegiatan pemeriksaan tes narkoba ini, KAI Daop 8 Surabaya memastikan bahwa petugas yang berdinas betul-betul dalam kondisi sehat dan tidak memiliki pengaruh terhadap penyalahgunaan narkotika. Karena mereka sebagai garda terdepan perusahaan yang melayani pelanggan secara langsung," kata Luqman Arif.
Sebagai informasi, bahwa pemeriksaan tes narkotika ini diluar pemeriksaan rutin yang dilakukan kepada ASP saat akan berdinas. Hal ini dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan perjalanan KA saat mengantar para pelanggan KA hingga tujuan pada masa Angkutan Lebaran 2024.
Luqman Arif menambahkan, apabila terdapat petugas yang dinyatakan positif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, apakah memang akibat dari penyalahgunaan narkotika atau efek dari obat resep dokter yang dikonsumsi.
"Pemeriksaan dilakukan secara rahasia dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, peserta akan dipilih secara acak," terangnya.
Load more