Lumajang, tvOnenews.com - Sejumlah penambang pasir tradisional di area Gunung Semeru, tepatnya aliran Sungai Besuk Sat Desa Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali nekat beraktivitas, meski ada ancaman banjir lahar susulan.
Suratno, salah satu penambang tradisional di lokasi mengaku jika para penambang tetap nekat beraktivitas, karena alasan ekonomi.
"Kami tetap nekat kerja lagi karena tidak ada pekerjaan lain. Nambang pasir inilah sumber penghasilan kami selama ini," kata Ratno saat ditemui di lokasi tambang pasir.
Suratno juga menuturkan bahwa dirinya dan para penambang lain sudah terbiasa dengan sering terjadinya banjir lahar selama ini. Meskipun demikian, Ia mengaku tetap waspada setiap kali beraktivitas.
"Intinya kami tetap waspada saat kerja. Selain peringatan dari petugas, penambang juga mengandalkan tanda-tanda alam. Jadi kalau cuaca sudah mulai mendung, kami langsung hentikan aktivitas," pungkasnya.
Untuk diketahui, bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Lumajang pada Kamis (18/4) lalu mengakibatkan tiga jiwa melayang. Selain itu, 17 infrastruktur jembatan juga rusak dan putus, 24 jaringan irigasi rusak sedang hingga parah serta 11 rumah warga juga mengalami kerusakan.
Dampak bencana banjir dan longsor yang terjadi akibat cuaca buruk ini, tersebar pada 20 Desa, 4 Kelurahan di 9 Kecamatan.
Untuk itu, Pemkab Lumajang telah memberlakukan masa tanggap darurat bencana hidro meteorologi selama 14 hari.
Kepada masyarakat, pemerintah terus mengingatkan agar selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas, terutama di sepanjang hilir dan bantaran sungai yang berhulu di gunung Semeru. (wso/dpi)
Load more