Gresik, tvOnenews.com - Puluhan warga Malaysia keturunan Pulau Bawean, Gresik, dari Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, pulang kampung ke Bawean, untuk melihat langsung dampak gempa bumi magnitudo 6.5 yang mengakibatkan kerusakan bangunan. Tidak hanya itu saja mereka juga melepas rindu pada keluarga yang terdampak gempa.
Warga Negeri Jiran Malaysia bersama rombongan itu langsung disambut oleh tokoh masyarakat desa setempat yang tergabung dalam komunitas Nangger Bersaudara. Disana, warga Malaysia disambut dengan lantunan sholawat dan seni Dhungka, serta mencicipi makanan khas Pulau Bawean Kella Celok, beserta ikan bakar.
Kedatangan warga Malaysia keturunan Bawean ini, sekaligus untuk melepas rindu keluarga di kampung halaman Pulau Bawean serta mempererat silaturahim di bulan Syawal Hijriah.
Perwakilan Malaysia Nangger Bersaudara, Moh Tempal mengatakan, ada sekitar 33 orang satu rombongan dari Malaysia datang ke Kampung halaman, Dusun Nangger, Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
“Ini kebetulan ada walimatul ursy saudara, sekalian satu rombongan datang ke kampung halaman,” ucapnya, Senin (22/4).
Selama datang ke kampung halaman ini, pihaknya bersama rombongan mengaku senang dan haru. Pasalnya, ada beberapa orang yang puluhan tahun tidak pulang ke kampung Bawean. Mereka juga bisa mencicipi makanan khas Pulau Bawean.
“Senang sekali bisa kumpul keluarga, dan makan cumi, ikan bakar, dan makanan khas Bawean. Semuanya ada,” ungkapnya.
Atas antusiasme warga dalam penyambutan tersebut, pihaknya juga tutur berterimakasih kepada warga Dusun Nangger, yang selalu kompak dan rukun. Dan rela menyediakan tempat acara berkumpul-kumpul ini.
“Kami berharap silaturahmi antara masyarakat Bawean, khususnya Dusun Nangger dengan saudara di Malasyia bisa guyub rukun selamanya,” harapnya
“Nantinya kami agendakan dua tahun sekali pulang ke kampung halaman,” tambahnya.
Gayung bersambut, Kades Sukaoneng, Abdul Hayyi mengatakan, selain ada acara pernikahan. Kedatangan rombongan warga Malaysia juga dalam rangka silaturahmi dengan keluarga di Pulau Bawean, Dusun Nangger.
“Ada yang sudah 20 sampai 40 tahun berada di Malaysia, belum pernah pulang ke Bawean. Sekarang semuanya bisa berkumpul, untuk melapas rindu keluarga,” ujarnya.
Diakuinya, meskipun Pulau Bawean masih dalam kondisi pilu lantaran gempa memporak porandakan Pulau Bawean. Namun, kedatangan ini bentuk trauma healing bagi warga yang terdampak.
“Kebetulan warga setempat juga terdampak gempa. Dengan kedatangan ini membawa kebahagian, atau juga bisa jadi trauma healing bagi warga kami. Agar rasa takut keluar rumah terobati, dengan rasa kegembiraan saudara dari Malaysia datang,” tuturnya.
Menurut dia, kedatangan rombongan Malaysia ini baru perdana dilakukan. Sebelumnya, hanya berapa orang saja yang datang ke Bawean.
“Saat kedatangan saudara dari Malaysia, juga ditampilkan seni Dhungka. Yang merupakan seni tradisional untuk dikenalkan kembali. Agar warga Malaysia mengetahui dan kita sebagai pewaris juga harus melestarikan budaya tersebut," pungkasnya. (mhb/gol)
Load more