Gresik, tvOnenews.com - Seekor mamalia laut jenis dugong kembali ditemukan warga dalam kondisi mati membusuk di bibir pantai Pulau Bawean. Hewan langka yang memiliki nama ilmiah Dugong itu ditemukan di pinggir pantai Pajinggahan, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, Kamis (2/5).
Mamalia laut yang dikenal dengan istilah ikan duyung itu berjenis kelamin jantan dan ditemukan oleh warga sekitar dalam kondisi sudah membusuk.
Pihak BKSDA melalui Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 BKSDA Pulau Bawean, Nur Syamsi mengatakan, jika pihaknya menerima adanya laporan dari warga setempat tentang penemuan hewan jenis mamalia gajah laut itu pada Selasa (30/4) sekitar pukul 16.00 WIB.
Setelah mendapatkan laporan, selanjutnya pihak BKSDA langsung mendatangi lokasi penemuan mamalia laut bernama dugong tersebut. Disana petugas lalu melakukan evakuasi dan penelitian dugong yang terdampar di bibir pantai.
"Dugong jenis kelamin jantan ditemukan dalam kondisi mati di pantai Pajinggahan, Desa Tanjung Ori, Kecamatan Tambak. Kondisi Dugong keadaan membusuk dan kepala Dugong sudah hancur,” terangnya pada media.
Masih menurut dia, Dugong yang sudah mati itu, memiliki memiliki panjang 238 cm, lingkar 106 cm, dan panjang sirip 35 cm.
Syamsi menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi dugong mati terdampar di lantai. Ada yang mungkin dibunuh nelayan, kerusakan lingkungan karang laut, serta karena adanya pengaruh cuaca.
“Kematian ikan dugong ini, diduga akibat cuaca ekstrim angin timur yang kencang disertai ombak besar, sehingga ikan dugong terbawa ke pinggir pantai dan terjebak,” jelasnya.
Dengan adanya penemuan ini, dari catatan BKSDA pulau Bawean. Kematian ikan dugong kali ini merupakan kejadian yang ketiga di Pulau Bawean. Dimana sebelumnya pernah terjadi pada tanggal 29 Desember 2022, dan pada 6 Maret 2023 lalu.
“Selanjutnya kami bersama warga setempat mengubur dugong di area pantai tersebut,” lanjutnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Pulau Bawean. Khususnya nelayan, untuk menjaga habitat ikan duyung sebutan warga Bawean terhadap ikan Dugong. Karena, pernah ada ditemukan ikan Dugong mati ada bekas tembakan.
“Kami imbau jangan sampai ikan Dugong diburu, biarkan bebas. Karena hewan ini sudah langkah dan dilindungi oleh negara. Sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,” tutupnya.
Sementara itu, terpisah Kabid Penelitian dari Konservasi Bawean Yusra, kepada awak media menjelaskan bahwa dugong yang busuk tinggal tulang rahangnya saja, kepala sudah hancur.
“Tulang rahangnya kelihatan jelas, diduga dugong sudah terdampar beberapa minggu yang lalu,” jelasnya.
Menurut dia, setiap tahun di beberapa perairan Bawean ditemukan hewan dugong yang mati terdampar. Bahkan pernah ada dalam satu tahun, ada dua dugong yang ditemukan mati.
“Ini perlu dilakukan kajian lebih lanjut dari pihak terkait. Termasuk melakukan penelitian tentang titik dan area konservasi dugong di Pulau Bawean. Sekaligus penyebab utama dugong mati,” bebernya.
Untuk sekedar diketahui, dari data Perkumpulan Peduli Konservasi Bawean tentang Kematian dugong atau Putri Duyung, sebagai berikut:
1. Satu ekor dugong 17 Mei 2021 di Pantai Mayangkara Desa Kepuhteluk, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
2. Satu ekor dugong terdampar 27 Desember 2022 di Pantai Tanjunganyar Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean.
4. Satu ekor dugong terdampar 4 Februari 2023 di Pantai Tanjunganyar Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean.
5. Satu ekor dugong terdampar 9 Maret 2023 dipantai Dusun Rabe, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean.
6. Satu ekor dugong terdampar 30 april 2024 dipantai Dusun Pajinggahan, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. (mhb/gol)
Load more