Tidak hanya itu, Khofifah pun mengimbau para jemaah haji mengatur ritme ibadah nanti di Tanah Suci secara efektif. Tidak melakukan aktivitas yang berat melebihi kemampuan saat kedatangan di Tanah Suci, baik di Madinah , di Makkah maupun puncak haji di Arafah. Hal ini dikarenakan untuk menyiapkan diri di puncak ibadah haji yakni dimulai dari wukuf di Arafah.
Begitu juga saat Tawaf dan melempar Jumrah, disarankan untuk melakukannya pada waktu pagi atau sore hari, di saat suhu udara yang dirasakan lebih dingin daripada siang hari.
“Ritme ibadah harus diatur. Jemaah haji harus mempertimbangkan kondisi fisik untuk mengutamakan melaksanakan ibadah yang wajib sebagai rukun haji,” tegasnya.
“Dengan mengatur prioritas yang mempertimbangkan kondisi fisik, harapannya saat puncak ibadah haji, para jemaah bisa maksimal melakukan ibadahnya,” imbuh Khofifah.
Lantaran tantangan utama adalah cuaca dan panas ekstrem, Khofifah pun menyarankan jemaah yang merasa cuaca terlalu panas untuk menggunakan payung atau penutup kepala. Selain itu jemaah haji dapat menyemprotkan air ke bagian kepala, leher, dan bahu untuk menurunkan suhu tubuh sesuai anjuran pemerintah dan para dokter kloter. (far)
Load more