Pacitan, tvOnenews.com - Ibrahim, warga RT 003, RW 001 Dusun Nglebengan, Desa Menadi, Kecamatan Pacitan menjadi seorang calon jemaah haji (CJH) tertua asal Kabupaten Pacitan. Momen bahagia itu sudah dia tunggu sejak enam tahun lalu.
Sebelum dipastikan berangkat haji, tak sedikit perjuangan berat yang dilalui kakek sembilan cucu ini. Ibrahim mengulas lagi cerita dirinya yang harus menunggu sejak 2018 atau selama enam tahun lamanya demi kepastian berangkat haji.
Bapak empat anak itu mengaku, bukan dia sendiri yang akan naik haji, namun bersama istrinya Siti Sofanah.
”Harusnya berangkat tahun 2022 lalu tetapi karena Covid-19 baru bisa berangkat tahun ini,” katanya.
Bagi Ibrahim, menunaikan haji akan semakin mendekatkan diri kepada Sang Ilahi. Kakek kelahiran 30 Juni 1936 ini, berprofesi sebagai kusir kuda selama lima tahun.Sejak alat tranpotasi ini termakan zaman, Ibrahim beralih untuk bertani.
Untuk melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih), Ibrahim menyisihkan dikit demi sedikit hasil kerjanya. Secara diam-diam dirinya menabung demi bisa memenuhi hasratnya untuk beribadah haji.
”Sebidang tanah saya jual untuk pelunasan Rp60 juta,” tambah Ibrahim.
Menjelang pemberangkatan pada Senin (13/5) kemarin sederet persiapan telah dia lakukan. Seperti mempersiapkan bekal perjalanan, busana, dan perlengkapan haji. Terpenting, yakni faktor kesehatan yang harus dijaga secara ekstra. Upaya menjaga kesehatan tak lain dengan menjaga pola makan, dan mengurangi aktivitas yang melelahkan. (asw/far)
Load more