“Kita tahu bahwa Menhan juga telah mengadakan kontrak soal pengadaan alutsista seperti kapal selam dan kapal fregat. Itu semua bukan dari teknologi lama, tapi hasil dari teknologi baru, sehingga angkatan laut kita tuntut bisa menyediakan ilmu atau pengetahuan sesuai dengan di lapangan,” bebernya.
Lebih lanjut, dalam berlangsungnya sekolah atau kuliah, TNI AL saat ini juga tidak hanya berfokus pada ruang-ruang kelas saja, tetapi sudah memanfaatkan pembelajaran online, sehingga dosen pengajar yang sedang berada di tempat yang jauh, tetap bisa melangsungkan kuliah secara daring.
“Kita menyesuaikan dengan kondisi yang ada, sesuai dengan lingkungan strategis dan sesuai dengan tuntutan teknologi yang berkembang sangat pesat belakangan ini,” ujarnya.
“Tentunya butuh support, bukan hanya dari TNI AL saja, tapi dari semua lapisan. Kita mohon doa kepada masyarakat, agar upaya kita dalam mencetak sumber daya manusia yang sesuai dengan harapan ini, bisa terlaksana dengan baik,” tandasnya.
Keberadaan sejumlah perang modern seperti perang Rusia-Ukraina dan serangan Iran ke Israel menjadikan tolak ukur jika perang di massa yang akan datang lebih bertumpu terhadap teknologi digital yang mengandalkan kekuatan Military Artificial Intelligence.
Konfrontasi antar negara tidak hanya terjadi kawasan saja namun juga bisa lintas kawasan dan benua. (zaz/far)
Load more