Malang, tvOnenews.com - Pemanasan global telah menjadi isu dunia dan perubahan iklim mengacu pada perubaham suhu serta pola cuaca dalam jangka panjang. Ativitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas bumi.
Isu pemanasan global tersebut kemudian menghasilkan sejumlah kesepakatan negara negara di seluruh dunia dalam konvensi. Seperti konvensi Kyoto, konvensi Perancis dan konvensi Bali.
Tiga konvensi tersebut bertujuan untuk pengalihan penggunaan bahan bakar dari fosil ke bahan bakar tanpa fosil, seperti matahari, nuklir dan listrik.
Atas dasar isu global tersebut, pemerintah Indonesia kemudian merespon dengan mengeluarkan Perpres Nomer 15 Tahun 2012 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo di Bali, bahwa Indonesia harus elektrisasi semua kendaraan dari bahan bakar fosil menuju listrik.
"Dan untuk merespon kebijakan Pemerintah tersebut, Universitas Negeri Malang bekerja sama dengan salah satu lembaga pendidikan terkenal di Beijing Cina yakni Beifang Automotive Education, menggelar pelatihan skil mobil listrik selama lima hari," kata Wakil Rektor 3 Universitas Negeri Malang, Prof Dr Ahmad Munjin Nasih S.Pd, M.Ag, Senin (20/5).
Ada tiga visi dalam training mobil listrik ini, yakni zero pollution, zero accident, dan zero congestion. Training mobil listrik pertama di Indonesia ini diikuti sejumlah peserta dari sejumlah kalangan, mulai dari masyarakat perguruan tinggi, perguruan menengah dan masyarakat Industri.
"Animo masyarakat terhadap training mobil listrik yang digelar Universitas Negeri Malang ini sangat tinggi. Pada pelatihan perdana ini saja sudah ada sekitar 190 lebih peserta yang mendaftar. Banyaknya peserta maka akan dibagi menjadi beberapa gelombang gelombang agar maksimal dalam pelatihan ini," ujar Ahmad Munjin kepada tvOnenews.com.
Training skil ini langsung dibimbing oleh instruktur dari Universitas Negeri Malang yang ahli di bidangnya yakni Muchammad Harly ST, MT Dosen Teknologi Rekayasa Otomotif yang juga selaku ketua pelaksana training mobil listrik dan Hasan Ismail Dosen Pendidikan Teknik Otomotif.
"Ada tiga tingkatan dalam training mobil listrik ini, yakni pelatihan dasar, medium dan atas. Para peserta dilatih mulai dari pengenalan hingga perakitan atau pembuatan mobil listrik," kata Harly, Senin (20/5) selaku ketua pelaksana training mobil listrik Universitas Negeri Malang.
Banyaknya peserta, pihak Universitas Negeri Malang akan membagi menjadi sejumlah kelompok pelatihan dalam setiap gelombang. Dalam satu gelombang hanya terdiri dari 40 peserta.
Salah seorang peserta dari masyarakat Industri mengatakan bahwa pelatihan ini banyak membawa manfa'at khususnya menghadapi tantangan ke depan terkait penggunaan alat transportasi non fosil.
"Jadi masyarat tidak usah khawatir bila mau membeli motor atau mobil listrik, karena di Indonesia sendiri sudah mulai banyak teknisi mobil listrik yang memiliki skill terbaik," ujar Wahidin.
Selain mendapatkan pelatihan teori, dalam training mobil listrik ini, peserta juga mendapatkan materi praktikum dengan porsi lebih banyak. (eco/gol)
Load more