Surabaya, tvOnenews.com - Penggunaan energi bersubsidi seperti BBM dan LPG yang tidak tepat sasaran, menjadi persoalan yang sedang ramai diperbincangkan. Beberapa waktu lalu, netizen sempat membanjiri komentar negatif pada unggahan artis terkenal yang masih menggunakan LPG 3kg. Mereka secara kompak mengatakan hal tersebut tidak tepat sasaran.
Selain itu, kita kerap kali menjumpai hotel restoran kafe pernah disidak oleh Pemerintah karena menggunakan LPG 3kg. Kesadaran masyarakat yang tinggi dibarengi instrumen peraturan yang lebih tegas nampaknya perlu terus diseriusi lagi. Jika tidak masyarakat akan terus merasakan persoalan yang sama.
Inisiatif positif untuk menggerakkan kesadaran masyarakat akan hal itu dilakukan oleh asosiasi pelaku usaha pariwisata se-Jawa Timur, Kamis (23/2), pada pembukaan event Bursa Pariwisata Jatim di Grand City.
Penandatanganan oleh para ketua asosiasi tersebut disaksikan oleh Dwi Marhen Yono selaku Direktur Pemasaran Kemenparekraf RI, Evy Afiana Sari selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, dan Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi.
Direktur Bidang Pemasaran Kemenparekraf RI, Dwi Marhen Yono, mengatakan bahwa untuk dukungan terhadap sustainable tourism perlu adanya sustainable business character salah satunya dengan tidak menggunakan produk bersubsidi.
“Hari ini kami hadir di Bursa Pariwisata Jawa Timur sekaligus memberikan himbauan untuk mendukung sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan). Mari kita hemat energi dan jangan menggunakan energi bersubsidi lagi untuk mendukung pariwisata Jatim berkelanjutan. Ini juga sekaligus memperluas jangkauan bagaimana nanti subsidi BBM dan LPG tepat sasaran, tepat guna, dan tepat manfaat untuk mereka yang lebih membutuhkan,” ujarnya.
Load more