“Saksi katanya teriak, mbak-mbak ini tasnya, sampai diklakson, eh MDR gak kedengeran. Saking kencangnya naik motor untuk membuntuti jambret tadi," ujar Milah.
Milah menambahkan, saksi tetap berupaya mengejar Maya menuju ke arah utara di ruas jalan tersebut.
Namun, upaya pengejaran tersebut urung dilakukan, setelah motor ojol saksi, tiba di persimpangan empat jalan yang menghubungkan Jalan Semarang, Jalan Kali Butuh, dan Jalan Kranggan
Lantaran kebingungan mencari arah jalan pengejaran yang dilakukan MDR memburu pelaku jambret, saksi lantas pulang ke rumah.
Saksi ini kehilangan jejak saat lewat di perempatan. Enggak tahu belok kanan, kiri atau lurus. Akhirnya tas dibawa pulang oleh saksi, antara jam 23.00-00.00 WIB, karena sudah malam,” jelasnya.
Tas milik Maya berbentuk persegi berbahan kulit berukuran dimensi ruang 10 cm x 5 cm.
Di dalam tas kulit berwarna abu-abu tersebut, terdapat ponsel iPhone, dompet dan alat pengisi daya milik wanita yang akrab disapa Wiwik, oleh keluarganya di lingkungan rumah itu.
Saksi yang juga kebingungan mencari cara untuk mengembalikan tas tersebut kepada pemilik, akhirnya memutuskan membawa tas tersebut ke rumah, dengan harapan, ada telepon masuk ke ponsel yang ada di dalam ras tersebut.
Ternyata, titik terang soal tas tersebut, muncul pada Jumat (24/5/2024) pukul 01.30 WIB. Pacar Maya menelepon ponsel yang sedang berada di tangan saksi.
Alhasil, duduk perkara tentang nasib tas MDR yang hilang dijambret, akhirnya terjawab sudah. Namun, pada saat yang bersamaan, muncul pertanyaan utama tentang keberadaan Maya.
“Nah setelah ditelepon, akhirnya mbaknya bilang (cerita soal si MDR kena jambret tapi tasnya jatuh, dan si MDR gak sadar lalu tetap kejar). Jam 01.30 WIB hari Jumat. Disamperin ke rumah saksi daerah Dupak,” ungkapnya.
Maka dimulailah pencarian keberadaan Maya beserta kendaraan motornya, secara sporadis menerka-nerka ke segala penjuru arah mata angin.
Load more