Blitar, tvOnenews.com - Mengejutkan, Wali Kota Blitar Santoso memberikan keputusan untuk tidak mengizinkan Arema FC menggunakan Stadion Soepriadi Kota Blitar. Santoso masih trauma demgan kericuhan suporter saat Stadion Soepriadi dijadikan laga semifinal Piala Gubernur Jatim pada tahun 2020, yang mempertemukan kesebelasan Arema FC dengan Persebaya Surabaya.
Meski laga semifinal Piala Gubernur Jatim digelar tanpa penonton berjalan lancar, namun kericuhan antar suporter terjadi di luar stadion. Peristiwa itulah yang menjadi alasan Wali Kota Blitar untuk tidak mengizinkan Stadion Soepriadi Kota Blitar dijadikan home base Arema FC.
Santoso juga menceritakan tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yanng menelan korban jiwa. Bahkan Santoso juga menjadi korban peristiwa kerusuhan antar suporter tahun 2020, mobil pribadinya menjadi korban keberingasan oknum suporter saat itu.
"Masyarakat Kota Blitar pastinya masih terngiang peristiwa tahun 2020 lalu, apalagi kejadian di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi catatan tersendiri bagi kami. Makanya untuk saat ini masyarakat Kota Blitar belum bisa menerima Arema FC bertanding disini," terangnya.
Sementara itu, General Manager Arema FC Muhammad Yusrinal Fitriand Arema FC memiliki alasan kuat berkaitan dengan didaftarkannya Stadion Soepriadi, Blitar sebagai home base alternatif karena sudah mendapatkan assessment dari Mabes Polri terkait kelayakan dalam menjalankan pertandingan.
“Memang ada standar tersendiri, salah satunya karena Stadion Soepriadi sudah memiliki assessment dari Mabes Polri, karena pernah diajukan sebagai venue Liga 2 pada Januari lalu," jelasnya.
Load more