Surabaya, tvOnenews.com - Faktor ketidakstabilan psikologis pascamelahirkan diduga menjadi salah satu faktor pemicu Briptu FN yang berani melakukan tindakan sadis membakar suaminya yang juga seorang anggota polisi. Selain itu, rasa marah akibat kebiasaan suaminya bermain judi online, diduga menjadi pemicu tindakannya.
Seperti yang diketahui, kejadian Polwan Briptu FN membakar suaminya yang juga polisi di Mojokerto dinilai psikolog karena adanya kondisi emosi yang tidak stabil. Hal ini karena kondisi Briptu FN baru saja melahirkan, dimana anak kembarnya baru berusia tiga bulan.
“Kondisi seperti ini, seorang ibu akan merasa terpuruk, meresa tak berguna, labil, menangis tanpa sebab. Dimana tingkat depresi baby blues ini berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan sekitar,” jelas Noviekayati.
“Depresi pascamelahirkan bisa hilang sekitar satu tahun, tergantung pendampingan yang dilakukan oleh keluarga,” imbuhnya.
Menurutnya, jika seorang ibu mendapatkan dukungan dan perhatian dari suami atau keluarga, maka kondisi trauma tersebut tidak akan berkembang.
“Seorang ibu akan nyaman dan aman merawat anak-anaknya,” tuturnya.
Berbeda jika kondisi pascabersalin tersebut, lanjut Noviekayati, seorang ibu harus berhadapan dengan masalah-masalah yang semestinya tidak dihadapi dan diharapkan.
“Maka masalah ini, bisa memperparah tingkat depresi trauma pascamelahirkan,” ujarnya.
Bisa jadi, salah satu faktor penyebab Polwan Briptu FN marah besar karena menghadapi masalah yang tak diinginkan seperti suami gemar main judi online. Ketika dirinya mengalami depresi pascamelahirkan, sementara suami dan keluarga kurang memberikan perhatian yang ia butuhkan. (msi/far)
Load more