Malang, tvOnenews.com - Kematian remaja bernama Sahroni (19) warga Dusun Krajan, Desa Urek Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jumat (5/7), masih menyimpan teka teki. Kini pihak kepolisian sudah memeriksa 9 orang saksi.
Sahroni, sebelumnya 2 hari meninggalkan rumah alias minggat ke tempat pacarnya di Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat menerangkan, dari hasil penyelidikan diketahui fakta baru bahwa korban sempat kabur karena cekcok dengan keluarga di rumah.
Cekcok tersebut dilatarbelakangi karena permasalahan sepeda motor korban yang digadaikan oleh ayah kandungnya tanpa sepengtahuan korban.
“Pacar korban mengantarkan tanpa sepengetahuan keluarga karena sudah larut malam. Karena yang bersangkutan ini kabur dari rumah, marah motornya digadaikan bapaknya tanpa seizin dia,” tegas Gandha, Selasa (9/7).
Ditambahkan Gandha, dari pengakuan saksi atau kekasih korban, ia sempat meminta pertolongan tetangga korban untuk memastikan bahwa korban dalam keadaan baik-baik saja.
“Korban minggat dari rumah selama dua hari, di rumah pacar di Turen. Bermain sama temen-teman lain. Kadang di rumah tetangga sebelah rumah pacarnya,” bebernya.
Gandha menambahkan, dari keterangan saksi yang telah diperiksa oleh penyidik, sebelum tewas korban diketahui sempat minum minuman keras. Ia juga sempat mengeluh kesakitan. Namun, saat akan dibawa berobat korban menolak.
“Intinya yang bersangkutan diantar pulang pacar beserta adiknya pacar, namun sebelum pulang sempat mampir ke halaman parkir Puskesmas Turen. Tapi korban ini menolak dan bersikukuh di antar pulang ke rumah. Iya (sebelumnya) mengeluh sakit karena sebelumnya minum-minum,” imbuh Gandha.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil autupsi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk diketahui penyebab kematian korban.
Sementara itu, disinggung terkait indikasi overdosis karena minum minuman keras (miras), pihak kepolisian belum dapat memastikan hal tersebut.
Sebab, untuk mengetahui penyebab kematian korban harus menunggu hasil autopsi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
“Belum bisa dipastikan (overdosis) karena autopsi belum keluar secara resmi,” tandasnya. (eco/hen)
Load more