Pamekasan, Jawa Timur - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, akan menggelar Gebyar Batik di enam daerah berbeda di Jawa Timur pada tahun 2022. Enam daerah itu meliputi Kabupaten Malang, Kediri, Probolinggo, Tuban, Jember dan Bali.
Gebyar Batik tersebut bertujuan memaksimalkan promosi Batik Khas Pamekasan agar lebih dikenal dan diminati di tingkat Nasional maupun Internasional.
"Gebyar Batik Pamekasan yang akan ditaruh di enam lokasi itu karena targetnya adalah segmen pasar kalangan anak muda, seperti di Malang, sehingga batik yang nanti ditampilkan adalah batik bernuansa anak muda dan kekinian," kata Bupati Pamekasan melalui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Achmad Sjaifuddin, Sabtu (15/1/2022).
Selain di Kabupaten Malang, kata Sjaiful, Gebyar Batik Pamekasan juga akan diselenggarakan di Jember, yang nantinya bisa mempromosikan lewat Jember Fashion Festival dan Kabupaten Probolinggo tepatnya di Bromo yang bernuansa adventure.
"Rencana Gebyar Batik yang di Malang dan Kediri akan dilaksanakan pada akhir bulan Maret. Di Bromo bulan Juni, Jember dan Tuban rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus," ucap Achmad Sjaiful.
Selain itu, Gebyar Batik Pamekasan juga akan berlangsung di Pulau Dewata Bali, bertujuan untuk mengenalkan Batik Pamekasan kepada wisatawan dari luar Indonesia.
"Setelah dari Bali, puncaknya nanti Gebyar Batik Pamekasan akan digelar di Surabaya yang akan menampilan seluruh hasil desain Batik Fashion Pamekasan, karena disana merupakan pusat barang dan jasa dan pusat perdagangan," terangnya.
Pihaknya menginginkan peserta gebyar batik itu terdiri dari beberapa elemen, termasuk youtuber, selebgram, dan komunitas lainnya, guna memasifkan promosi Batik Khas Pamekasan hingga ke manca negara.
"Bupati menginginkan yang nonton harus banyak komunitas, para youtuber, para selebgram yang memberikan pengaruh besar dalam mempromosikan batik. Itulah latar belakangnya," tandasnya.
Setelah pelaksanaan Gebyar Batik selesai, Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melakukan survei atas dampak penjualan batik, agar program itu tidak sia-sia dan ada dampaknya terhadap minat Batik Khas Pamekasan.
"Nanti akan kami lihat dampak penjualan batik dari Januari 2022 ini sekian, lalu di 2023 Januari setelah digelar gebyar batik dalam kurun wktu satu tahun kira-kira dampaknya bagaimana," pungkasnya.
Kata Achmad Sjaiful, selain memasifkan promosi melalui media sosial dengan target promosi dan pemasaran, hal itu juga nantinya sebagai upaya mendorong kesejahteraan masyarakat Pamekasan. (Verros Afif/hen)
Load more