Malang, tvOnenews.com - Warga sekitar areal Pasar Sumedang, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, digemparkan adanya seorang wanita yang meninggal dunia dalam kondisi tergeletak di samping gedung Korpri.
Penemuan orang meninggal dunia ini terjadi hari Senin (22/7) sekitar pukul 23.30 WIB, malam lusa kemarin.
Informasi didapat awak media, korban yang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) dan diketahui bernama Ngatinah (43) warga Desa Pernanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
"Korban ngontrak rumah di dekat pasar Sumedang, Kepanjen, Malang," kata Kapolsek Kepanjen AKP Moch Lutfi saat dikonfirmasi awak media, Rabu (24/7).
Diceritakan Lutfi, sekitar pukul 19.00 WIB, saksi bernama Sundari (40) rekan satu desa dengan korban, mengantar korban berangkat dari rumah kontrakan menuju ke Pasar Sumedang Kepanjen untuk bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).
Kemudian setibanya di warung kopi tempat biasa mangkal, Sundari pamit pulang dulu untuk membeli obat sakit gigi karena merasa sakit gigi.
"Sekitar pukul 21.30 WIB, setelah minum obat sakit gigi Sundari kembali ke warung kopi tempat korban biasa mangkal tetapi korban saat itu tidak ada di warung tersebut," jelas Lutfi.
Lalu, sekitar 30 menit kemudian, Sundari pindah lokasi ke warung kopi yang ada di depan Gedung Korpri untuk mencari laki-laki hidung belang, namun saat itu korban juga tidak ada di warung dan Sundari memesan minuman di warung depan Gedung Korpri tersebut.
"Sekitar pukul 23.00 WIB, Sundari dihampiri rekannya bernama Ngatmidah (48), dan korban ditemukan terlentang tanpa memakai busana di sebelah utara Gedung Korpri," imbuhnya.
Mendengar kabar tersebut, Sundari langsung mengajak Bunawi untuk mengecek ke lokasi yang ditunjuk.
Dan ternyata benar, saat itu korban ditemukan dalam posisi tergeletak terlentang tanpa mengenakan baju dibagian bawahnya sedangkan bagian atas tetap memakai kaos warna biru yang tersingkap ke atas dan korban tidak bergerak sama sekali.
"Sundari sempat berusaha membangunkan korban yang diduga pingsan, namun ternyata setelah dipegang pada bagian pipi, leher, dan pergelangan tangan tidak ada denyut nadi dan tubuh korban sudah terasa dingin dan agak kaku, pada bagian mulut terlihat pucat menghitam sehingga korban diduga sudah meninggal dunia," jelas pria yang pernah menjabat Kapolsek Pakis.
Mengetahui rekannya meninggal dunia, akhirnya, Sundari melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kepanjen.
Mendapatkan laporan, petugas datang kelokasi bersama tim Inafis Polres Malang untuk melakukan olah TKP.
Berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi Sundari kalau keberadaan HP merk Oppo (ada KTP dan uang senilai 1 juta lebih di balik casingnya) milik korban di dalam tas yang sudah terbuka, namun tidak ada.
"Saksi tahu jika ada uang di balik casing saat korban akan diantar berangkat mangkal ke Pasar Sumedang," jelasnya.
Lanjut, korban baru 2 bulan kerja (mangkal) Pasar Sumedang, sebelumnya di Kota Malang.
"Saksi menerangkan jika korban mempunyai riwayat jantung dan sesak nafas sejak kelahiran anaknya yang ke 4, dan korban mempunyai pacar orang Sumawe namun hubungannya agak renggang," bebernya.
Setelah itu, jenazah Ngatiani dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang guna mendapatkan visum et repertum (VER).
Hasil sementara pemeriksan mayat di RSUD Saiful Anwar oleh dr.Muhmamad Fahrul, SpF: Korban meninggal dunia akibat henti jantung karena pecahnya pembuluh darah otak, sehingga darah merembes dan mengisi rongga jantung, yang menyebabkan jantung tidak leluasa memompa.
"Penyebab korban meninggal dunia akibat serangan jantung dan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan, namun pihak Polsek Kepanjen tetap melakukan penyelidikan," tukasnya. (eco/gol)
Load more