Gresik, Jawa Timur- Kawasan kampung Pecinan di jalan Setia Budi, Gang Klenteng No 56, Kelurahan Pulo Pancikan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik yang dulunya merupakan lokasi bersejarah etnis Tionghoa, saat ini mulai bersolek agar menjadi kawasan wisata kota tanpa kumuh (Kotaku).
Kampung di sudut kota yang dikenal dengan kawasan Pecinan dengan aneka bangunan khas etnis Tionghoa dan adanya Klenteng Kim Hin Kiong yang berdampingan dengan kampung Arab, dan Alun-alun Gresik itu, kini sudah dilakukan pembangunan dan perbaikan.
Upaya mempercantik kampung bersejarah itu terlihat dari sejumlah ruas jalan yang dicat warna- warni dan sejumlah lampu jalan, telah dihiasi ornamen khas etnis Tionghoa, seperti ornamen bentuk ular naga, dan ornamen lampu lampion.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kabupaten Gresik Ida Lailatus Sa'diyah mengatakan, pembangunan perbaikan di salah satu ruas wisata haritage merupakan salah satu misi nawa karsa Gresik Baru yang tertuang dalam program pengentasan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
“Mulai diberi hiasan khas Tionghoa di sepanjang ruas jalan perempatan utara dan selatan serta jalan masuk Klenteng,” ujar Ida saat memberi penjelasan pada awak media.
Menurut Ida, perbaikan kampung pecinan yang berdekatan dengan kota bandar pelabuhan Gresik itu sebagai dukungan kegiatan Nawa Karsa tentang revitalisasi kawasan tua di Gresik, sebagaimana telah dicanangkan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
“Masih ada ada tujuh ruas wisata haritage di Gresik yang saat ini sudah mulai dibangun dari anggaran pusat APBN Rp 47 M. Meliputi empat kawasan yakni, Kampung Arab, Kampung Pacinan, Hoscokroaminoto, dan Kampung Kemasan,” lanjut Ida.
Load more