Sidoarjo, tvOnenews.com - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Sidoarjo mengalami kenaikan. Seperti yang terjadi di Pasar Larangan, Sidoarjo, sejumlah pedagang mengeluh dengan kondisi ini dampaknya pembeli sepi.
"Sebelumnya harga cabai rawit Rp50 ribu, sekarang di Rp72 ribu per kilogram. Kemarin lusa sempat Rp80 ribu sampai Rp85 ribu. Gak tahu besok harganya naik atau turun, gak bisa diprediksi," ucapnya.
Ia melanjutkan, untuk cabai merah besar saat ini tidak ada perubahan, stabil di harga Rp32 ribu per kilogram. Sementara bawang merah mengalami penurunan secara drastis.
"Bawang merah turun drastis, sekarang Rp20 ribu per kilogram, sebelumnya Rp40 ribu. Bawang putih biasa Rp38 ribu yang kating Rp40 ribu per kilogram," jelasnya.
Menurut Dilla, naik turunya harga rawit tidak berpengaruh terhadap daya beli konsumen.
"Kalau menurut saya sebagai pedagang nggak berpengaruh ke pelanggan saya. Malah kalau menurut saya, semakin tinggi harganya, meski mahal makin laku cepat daripada saat harga turun," terangnya.
Lebih lanjut, Sri lestari (45) menuturkan cabai rawit yang ia jual mengalami kenaikan harga per kilogramnya saat ini dengan intensitas harga yang tidak stabil.
"Cabai rawit sekarang Rp75 ribu sebelumnya Rp60ribu," ujarnya.
Sri melanjutkan, berkebalikan dengan kenaikan cabai rawit, harga cabai merah besar justru mengalami penurunan.
"Cabai merah besar murah Rp35 ribu per kilogram sebelumnya Rp45 ribu. Tomat juga bawang merah murah sekarang ini," ungkapnya.
Sri Lilis Wahyuni (36) mengatakan, kenaikan harga cabai rawit tinggi, sementara penurunan harga sangat rendah.
"Cabai rawit kalau naik lumayan tinggi. Sekarang di harga Rp75 ribu sebelumnya Rp60 ribu per kilogram. Kalau harga naik sampai Rp10 ribu, pas turun cuma sedikit Rp2 ribu," ungkap Sri.
Sebaliknya harga cabai merah besar sedang murah, di harga Rp35 ribu per kilogramnya.
Lilis menduga naik turunnya harga cabai karena faktor pasokan dari wilayah tidak merata sementara permintaan konsumen banyak.
Salah satu pembeli cabai rawit, Hanum (38) mengeluhkan kenaikan harga cabai rawit yang berdampak pada dagangannya.
"Terus terang saya keberatan, apalagi saya jualan bubur ayam. Harga cabai lagi tinggi, mau dinaikkan harga jualan saya juga pada gak mau. Dampaknya saya mengurangi porsi, karena keuntungan tidak banyak dan hanya cukup untuk memutar modal," pungkasnya.
Hanum berharap harga cabai rawit lekas stabil dan tidak meresahkan masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikra Kecil dan Menengah (UMKM) di Sidoarjo. (khu/far)
Load more