Surabaya, tvOnenews.com - Keributan terjadi antara pihak SMA Petra 3 yang berlokasi di Manyar Sabrangan, Surabaya dengan pihak pengurus Rukun Warga (RW) setempat. Hal ini karena pihak RW menarik iuran Rp35 juta setiap bulan. Namun dinilai pihak sekolah tak transparan. Pihak RW menarik iuran tersebut untuk membayar petugas keamanan sebanyak 39 orang, selebihnya untuk perbaikan fasilitas dan perawatan cctv.
Kabag Legal Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Petra, Christin Novianty Panjaitan menyebutkan, pihak Sekolah Petra menyesalkan lantaran iuran tersebut harusnya didiskusikan bersama antara pihak Sekolah Petra dengan RW melalui kesepakatan bersama. Petra juga menilai uang iuran RW itu tidak transparan dan tak bisa divalidasi kebenarannya, terlebih pihak Sekolah Petra juga dilakukan audit internal, terkait pengeluaran sekolah.
“Saat naik lagi Rp35 juta bulan Febrari, kami minta laporan pertanggungjawabannya. Karena kami ini sebelumnya ada audit internal terkait pengeluaran uang tersebut, kok tidak ada laporannya kita mengeluarkan uang sebesar itu,” ungkapnya.
Pihak Petra akan menempuh langkah hukum jika warga menutup jalan akses utama, lantaran jalan tersebut merupakan fasilitas umum milik Pemkot Surabaya, dan amdal lalin sudah dilakukan kajian oleh Dishub Surabaya.
“Sebenarnya kami ini meminta dukungan semua pihak, termasuk dari warga, karena ini kan lembaga pendidikan,” imbuh Christin.
Pihak sekolah Petra sejak bulan Maret lalu juga memutuskan untuk tidak lagi melakukan pembayaran ke pihak RW, namun memberikannya pada lurah setempat.
Load more