Surabaya, tvOnenews,com - Konflik antara SMA Petra 3 dengan pengurus 3 RW di Perumahan Manyar Tompotika Surabaya, yang dipicu iuran keamanan Rp35 juta akhirnya dianggap selesai. Walikota Surabaya Eri Cahyadi mendamaikan kedua belah pihak dengan sejumlah kesepakatan, yang bisa diterima Petra maupun pengurus 3 RW di kompleks Perumahan Manyar tersebut.
Tak ingin perseteruan antara pengurus 3 RW di Manyar Tompotika dengan pihak sekolah SMA Petra 3 semakin memanas, Walikota Surabaya Eri Cahyadi akhirnya turun tangan dengan mendatangi kedua belah pihak yang berseteru.
Awalnya, Eri Cahyadi mendatangi pengurus 3 RW di rumah RW 4 Luluk Al Jufri untuk mengetahui langsung permasalahannya. Pertemuan ini berlangsung hampir satu jam. Pengurus RW menjelaskan duduk persoalannya sejak awal hingga muncul konflik.
“Jadi tidak benar kalau kami 3 RW disini meminta iuran 140 juta rupiah lebih per bulan ke Petra untuk membayar gaji petugas keamanan. Yang benar itu, kami patungan membayar petugas keamanan. RW 4 membayar 35 juta, RW 5 juga dan RW 7 juga membayar 35 juta. Begitu juga dengan Petra 35 juta,” ungkap Luluk Al Jufri, Ketua RW 4 di hadapan Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
“Uang itu untuk membayar sebanyak 39 satpam dan satu orang pembina keamanan disini. Sisa uang itu juga kami gunakan untuk perbaikan fasilitas, seperti jalan dan perawatan CCTV. Selain itu, juga membersihkan enceng gondok. Semua pengeluaran uang yang kami kumpulkan itu jelas pengeluarannya,” tambahnya.
Selanjutnya, Eri juga mendatangi sekolah Petra dan hal yang sama dilakukan untuk mencari tahu permasalahan sebenarnya yang terjadi. Dari penjelasan kedua belah pihak ini Eri mencoba memahaminya. Kemudian Eri mengajak pihak Petra ke rumah Ketua RW 4 Manyar untuk membahas penyelesaian permasalahan yang dipicu iuran keamanan 35 juta ini, dan videonya sempat viral di media sosial.
Dalam pertemuan tersebut, Walikota Eri menengahi dan memberikan solusi bagi kedua belah pihak yang akhirnya bisa diterima dengan sejumlah kesepakatan, diantaranya, sudah tidak ada lagi iuran 35 juta untuk Petra, persoalan kemacetan dan penumpukan eceng gondok di sungai ditangani pihak Petra.
“Alhamdulillah, permasalahan ini sudah selesai, sudah berakhir. Kami semua baik pengurus RW maupun Petra akhirnya bisa menyelesaikan persoalan ini dengan kekeluargaan. Kami tadi membahasnya dengan sedikit guyon dan gayeng. Tidak panas lagi, bisa diselesaikan dengan kepala dingin,” ujar Eri.
“Jadi ada sejumlah kesepakatan, diantaranya persoalah kemacetan di jalan perumahan ini yang membuat warga tidak nyaman, akan diatasi dan diatur pihak Petra, bisa bekerjasama dengan Dishub. Selain itu, persoalan eceng gondok yang menumpuk di sungai itu juga akan dibersihkan pihak Petra,” tambahnya.
Sementara itu, pengurus 3 RW di Manyar ini juga bisa menerima kesepakatan tersebut. Sejak awal pihaknya tiidak ingin rame-rame.
“Kami warga disini itu tidak ingin rame-rame dengan kejadian ini. Mereka (netizen) yang tidak tahu persoalannya ikut komen sehingga jadi semakin panas. Syukurlah sekarang ini sudah bisa selesai permasalahannya,” ujar Triawan, juru bicara 3 RW.
Sedangkan pihak Petra juga mengaku bisa menerima kesepakatan ini. Pihaknya tidak mempermasalahkan lagi apa yang telah terjadi.
“Terima kasih buat Pak Walikota yang ikut membantu menyelesaikan masalah ini. Nanti masalah kemacetan di jalan sini kami akan mengaturnya dan mungkin akan bekerja sama dengan Dishub. Sedangkan untuk membersihkan enceng gondok ini kami bekerjasama dengan petugas DLH (Dinas Lingkungan Hidup),” ujar salah satu pihak Petra yang ikut dalam pertemuan tersebut. (msi/hen)
Load more