Gresik, tvOnenews.com - Ratusan warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Minggu (11/8) menggelar tradisi unik yakni melarung aneka sesaji ke tengah lautan lepas. Tradisi sedekah laut atau larung sesaji yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB pagi itu untuk melestarikan warisan nenek moyang mereka yang merupakan pelaut.
Dalam kegiatan larung sesaji yang diikuti warga Desa Sukorejo mulai dari anak hingga orang dewasa tersebut, diawali dengan doa bersama. Para warga yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan itu selanjutnya mengarak miniatur perahu nelayan yang berisi hasil bumi dan hasil laut itu mengelilingi lorong-lorong desa.
Berbagai unsur masyarakat juga terlibat dalam kegiatan ini, mulai dari karang taruna, komunitas nelayan, dan organisasi masyarakat lainnya.
Sesi arak-arakan miniatur perahu berlangsung sangat meriah, dan diiringi dengan lantunan Sholawat Nabi. Setelah mengelilingi desa, miniatur perahu yang berisi hasil bumi dan laut dibawa bersama-sama menuju ke tengah laut, tepatnya di muara Kali Lamong.
Ratusan nelayan dari warga setempat turut mengantarkan miniatur perahu dalam kegiatan sedekah bumi. Sebanyak 46 perahu nelayan berangkat bersama-sama untuk menuju ke muara Kali Lamong.
Tak hanya itu, perahu yang mereka tumpangi juga dihias dengan pernak-pernik khas kemerdekaan Indonesia. Sejumlah bendera Merah Putih dipasang pada perahu. Termasuk juga makanan ringan yang diikat pada tiang bendera, hal ini menambah keindahan pernak-pernik perahu.
Perjalanan menuju tengah muara Kali Lamong ditempuh selama kurang lebih satu jam. Selama perjalanan berlangsung, terdapat satu perahu khusus yang membawa sound system dan melantunkan lagu perahu layar serta sholawat Nabi
Sesampainya di lokasi, seluruh perahu yang menampung warga berkumpul berjejeran di satu titik. Sebelum miniatur perahu yang berisi hasil bumi dan laut dilarung ke laut, salah satu tokoh masyarakat setempat berdoa terlebih dahulu.
"Kita buat larung laut atau sedekah laut ini sebagai bentuk syukur kepada Allah," kata Ketua nelayan Desa Sukorejo, M. Khotib.
Khotib menambahkan, jika hasil bumi dan laut yang ditaruh dalam miniatur perahu nelayan terdapat salah satu makanan khas desa setempat.
"Ada sebuah tumpeng, sama perlengkapan aksesoris, tadi ada bubur merah khas juga," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan sedekah laut menjadi bentuk syukur kepada Allah atas limpahan hasil laut yang selama ini mereka dapatkan.
Sementara itu, Kepala Desa Sukorejo, Fatkhur Rahman mengatakan, ada dua tujuan utama dalam kegiatan sedekah laut ini.
"Pertama, bentuk rasa syukur masyarakat nelayan kepada Allah karena memberikan rezekinya," jelasnya.
Kedua, kata dia, untuk melestarikan budaya leluhur, termasuk juga mempererat hubungan silaturahim antar nelayan.
"Semua warga dilibatkan, semua unsur ikut berpartisipasi, karena ini kegiatan satu desa," terangnya.
Kegiatan puncak sedekah laut ini berlangsung dengan sakral. Selepas proses kegiatan sedekah laut atau larung sesaji yang ditandai dengan pelepasan miniatur perahu ke tengah laut, mereka pun kembali ke daratan.
Kemudian, kegiatan dilanjut dengan makan bersama hasil olahan laut di Balai Nelayan. Semua warga, termasuk nelayan, beserta jajaran Pemerintah Desa (Pemdes) Sukorejo berkumpul menikmati penutup dari rangkaian kegiatan sedekah laut. (mhb/gol)
Load more