Banyuwangi, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada mendiang KH. Ali Manshur di Istana Negara, Rabu (14/8). Penghargaan ini atas dedikasi Ali Manshur menciptakan Selawat Badar semasa tinggal di Banyuwangi pada tahun 1959-1967.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut menyaksikan penganugerahan tersebut mengaku bangga. Sebab, Selawat Badar ini punya ikatan kuat dengan Banyuwangi.
“InsyaAllah Banyuwangi turut mendapat berkah dari Selawat Badar yang diciptakan Kiai Ali Manshur semasa beliau di Banyuwangi,” imbuh Ipuk.
Di Banyuwangi sendiri, lanjut Ipuk, juga mulai bermunculan beberapa landmark yang berkaitan dengan Selawat Badar. Seperti destinasi wisata Banyuwangi Theme Park yang di dalamnya juga memuat konten tentang historis Selawat Badar.
“Ke depan tentu perlu didorong lebih banyak lagi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa selawat tersebut diciptakan di Banyuwangi,” ujarnya.
KH Ahmad Syakir Ali, putera mendiang KH Ali Manshur, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berinisiatif dan bekerja keras untuk memberikan perhatian pada Selawat Badar dan proses penciptaannya.
Kabupaten Banyuwangi, menurut Syakir, merupakan salah satu pihak yang turut mendorong Selawat Badar karangan ayahandanya tersebut bisa lahir.
“Sedikit banyak tentu terinspirasi oleh Banyuwangi,” ujarnya.
Penulis buku “Selawat Badar: dari Banyuwangi untuk Dunia”, Ayung Notonegoro, mengungkapkan teks selawat itu mencerminkan kondisi sosio-politik di Banyuwangi pada masa orde lama. Saat itu, kontestasi politik merambah berbagai bidang, tak terkecuali seni-budaya.
“NU Banyuwangi menyebarluaskan Selawat Badar yang aransemennya rancak dan penuh semangat sebagai dinamika situasi saat itu,” beber Ayung. (hoa/far)
Load more