Ketiga, pekerjaan itu jangan diniati untuk kaya atau menumpuk harta, namun bekerja dengan niat untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari perilaku yang haram, misalnya korupsi, sehingga mampu menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
“Keempat, bekerja itu jangan memforsir atau berlebihan hingga lupa dengan keluarga, ibadah kepada Allah, atau lupa dengan gizi/kesehatan. Terakhir atau kelima, kerja yang barokah itu tidak menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja sendiri, tapi bersyukur,” katanya.
Dalam sesi dialog dengan jemaah, pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah itu sempat ditanya seorang jamaah perempuan asal Tenggumung, Surabaya Utara untuk diberi amalan agar mendapatkan rezeki yang barokah.
“Setiap selesai shalat fardlu, baca saja Sholawat Nariyah 11 kali,” katanya. (zaz/far)
Load more