Lumajang, tvOnenews.com - Panas terik sinar matahari menjadi keuntungan sendiri bagi para petani tembakau di Kabupaten Lumajang. Kondisi musim kemarau ini mempengaruhi kualitas daun tembakau. Di samping itu, cuaca panas juga membantu proses pengeringan daun tembakau berjalan lebih cepat dan efisien, serta menghasilkan kualitas tembakau lebih bagus dan istimewa.
Kali ini, para petani nampak bahagia melihat tanaman tembakau jenis White Burley tumbuh subur hingga waktu musim panen tiba. Salah satunya seperti yang dirasakan Sulasmono (60) petani tembakau warga Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Lumajang.
Pasalnya, dengan luas lahan 1.5 hektar, Sulasmono bisa memanen hingga 5,1 ton tembakau White Burley. Harga tembakau tahun ini mencapai Rp60.000 per kilogram, membuat Sulasmono bisa meraup pendapatan hingga Rp200 juta.
“Ini faktor musim kemarau yang membuat kualitas tembakau bagus. Dari luasan lahan saya sekitar 1,5 hektar ini bisa dapat 5,1 ton sehingga pendapatannya ya sekitar Rp200 juta,” ujar Sulasmono saat ditemui di lahannya, Selasa (17/9).
Hal yang sama juga dirasakan Sutrisno (56), petani tembakau lain yang juga mengaku sangat senang dengan hasil panen pada musim tanam tahun ini.
“Saya menanam tembakau jenis White Burley, Alhamdulilah tahun ini bagus bisa mencapai 1,5 ton di lahan setengah hektar. Dengan harga Rp60.000 ya bisa dapat Rp 90 jutaan,” ujar Sutrisno.
Terpisah, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang, Dwi Wahyono menyatakan bahwa musim kemarau kali ini, ternyata juga berdampak pada naiknya jumlah petani tembakau serta meluasnya lahan tanaman tembakau.
Pada tahun 2023 lalu luas lahan petani tembakau di Kabupaten Lumajang tercatat sekitar 888 hektar, namun tahun 2024 ini telah mencapai 1220 hektar.
“Pada musim tanam tahun ini luas lahan yang ditanami tembakau ada peningkatan dibandingkan tahun lalu. Jika tahun 2023 sekitar 888 hektar, tahun ini menjadi 1220 hektar atau naik sekitar 35%,” pungkas Dwi. (wso/hen)
Load more