Gresik, tvOnenews.com - Kasus penyaluran bantuan beras dari Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang tidak layak konsumsi di Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik akhirnya memantik reaksi protes warga desa setempat, Selasa (17/9). Diduga terjadi terjadi praktik mark up.
Dengan beramai-ramai meluruk ke balai Desa Roomo, Manyar, puluhan warga yang kebanyakan didominasi emak-emak itu lalu menggelar aksi demo. Mereka memprotes kualitas beras yang jelek dan menuntut kejelasan soal pengadaan beras bantuan CSR dari sebuah perusahaan yang berada di Desa Roomo tersebut.
Dalam aksinya, massa pengunjukrasa mengaku, jika beras yang diperoleh sejak Jumat lalu itu saat dimasak baunya apek, ada yang berkutu, menir, bahkan berkerikil.
"Pokoknya beras dari desa sangat tidak layak makan. Kita ini disuruh makan nasi apa makan kerikil,” keluh seorang peserta demo.
Warga Roomo lainnya juga mengungkapkan, sebenarnya jatah beras CSR tersebut Rp14.000/kg tetapi diduga oleh panitia dibelikan beras seharga Rp9.000/kg.
Untuk setiap rumah mendapatkan jatah beras 10 kg, tetapi warga menyebut beras yang diterimanya cuma 8 kg.
“Cuma 8 kg, itupun bau apek,” tambahnya.
Load more