Probolinggo, Jawa Timur - Ratusan warga melaksanakan aksi penutupan tambang ilegal di Desa Pakuniran, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo pasalnya dari penambangan tersebut 295 hektar sawah milik petani kekurangan air.
Empat desa yang terdapak dari penambangan tersebut yakni desa Pakuniran, Desa Sogaan, Sumber kembar, dan Desa Glagah pasalnya tanggul air yang disalurkan ke sawah warga terputus sehingga debit air berkurang.
Menurut Kordinator aksi, Hartono mengatakan pihaknya akan menutup tambang jika tanggul belum di perbaiki pasalnya dengan rusaknya tanggul tersebut mengurangi debit air yang mengalir ke sawah warga seluas 295 hektar di empat desa.
"Kami saat ini bersama warga menutup tambang namun tidak permanen jika permintaan kami sudah terpenuhi tambang silahkan beroperasi kembali", ungkapnya.
Namun, lanjut Hartono, ia meminta kepada para penambang setelah tanggul diperbaiki para penambangan memiliki batas sehingga tidak merusak tanggul lagi.
"Harapan kami mudah-mudahan para penambang lebih mengedepankan aliran sungai dengan cara tanggul diperbaiki, tidak mengambil batu ataupun pasir sembarangan jadi ada batas nantinya", pungkas Hartono.
Jika aspirasi mereka tidak dipenuhi pihaknya akan melaksanakan aksi yang lebih besar lagi.
Sementara itu penanggungjawab lapangan tambang, M. Joyo mengatakan pihaknya menerima aspirasi warga yang menjadikan tuntutan dari mereka.
"Kami sudah berkoordinasi dengan atasan melalui telfon dan dan diserahkan kepada kami, kami sanggup untuk memenuhi tuntutan dari para warga tersebut", ucap M. Joyo.
Untuk pelaksanaannya, lanjut Joyo masih belum bisa positif menunggu hari ini, sementara tambang masih ditutup.
"Sebenarnya penutup ini tidak layak namun kami menghargai agar kondusif terutama di kabupaten Probolinggo mengikuti keinginan warga", tandasnya.
Harapannya hari ini sudah mulai dilaksanakan dengan menurunkan alat berat untuk memperbaiki tanggul yang diminta oleh warga.(syahwan/ade)
Load more