Nganjuk, tvOnenews.com - Penemuan luar biasa terjadi di kawasan Hutan Tritik, Desa Gondang, Kecamatan Rejoso, Nganjuk. Tim arkeolog dari Museum Sangiran bersama Dinas Pariwisata dan warga setempat, menemukan fosil belasan hewan purba yang diperkirakan berusia ratusan hingga ribuan tahun.
Tim peneliti arkeolog Museum Sangiran, Agus Trihascaryo menyatakan, bahwa penemuan ini membuka peluang besar bagi penelitian lebih lanjut mengenai sejarah geologi dan fauna purba di wilayah Jawa Timur.
"Penemuan ini sangat penting, terutama untuk memahami lebih lanjut bagaimana evolusi hewan di kawasan ini, serta perubahan lingkungan yang terjadi selama ribuan tahun," ungkap Agus, Senin (23/9).
Arkeolog Agus Trihascaryo memastikan, bahwa fosil yang ditemukan tersebut merupakan fosil banteng purba. Namun, karena fosil ini sudah berpindah dari lokasi asalnya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui usia pastinya dan kondisinya juga perlu direkonstruksi untuk diselamatkan.
Selain fosil banteng purba, Agus juga menyebut bahwa di kawasan ini ditemukan berbagai jenis fosil lainnya, mulai dari penyu hingga gajah, kancil, harimau. Tidak hanya itu, fosil peralatan yang terbuat dari tulang juga berhasil diidentifikasi oleh tim.
Sementara menurut Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Nganjuk, Amin Fuadi, kawasan Hutan Tritik pada waktu itu, kemungkinan terjadi longsoran dari pegunungan kendeng, banyak fosil fosil terpendam dan pecah, sehingga sebelum dievakuasi fosil tersebut ditempelkan lagi dengan menggunakan lem.
Agus Fuadi juga menyampaikan bahwa dengan banyaknya temuan fosil di kawasan Hutan Tritik ini, pihaknya mengusulkan agar wilayah ini dijadikan kawasan pra sejarah.
Lebih lanjut Amin Fuadi menambahkan, meskipun fosil manusia purba atau tulang-tulangnya belum ditemukan, ia meyakini manusia purba pernah tinggal di lokasi ini, dan penemuan-penemuan artefak peralatan bisa menjadi indikasi kuat kehadiran mereka.
Dengan banyaknya temuan fosil di Nganjuk, ini menjadi pengingat pentingnya melestarikan peninggalan-peninggalan purbakala dan sejarah.
Harapannya menurut Amin, kawasan ini tidak hanya menjadi pusat penelitian arkeologi, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi mendatang. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga dan menghargai kekayaan sejarah dan alam sekitar.
"Nanti, fosil-fosil tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, termasuk penentuan usia fosil dan identifikasi jenis hewan secara lebih mendetail. Penemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dari eksplorasi lebih dalam mengenai kekayaan sejarah purba di kawasan Hutan Tritik," pungkas Amin Fuadi. (kso/far)
Load more