Banyuwangi, Jawa Timur – Gara-gara air sungai keruh akibat galian C, warga Dusun Tegalwudi Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, menggeruduk kantor desa setempat. Mereka menagih janji penutupan tambang yang memicu keruhnya air.
Aksi warga berlangsung spontan. Mereka tiba di Kantor Desa menjelang tengah hari. Tak hanya laki-laki, beberapa ibu-ibu ikut aksi. Mereka membawa sejumlah tulisan. Isinya, memprotes aktivitas galian C yang memicu keruhnya air sungai.
“Warga satu dusun mengeluh, air sungai keruh terkena lumpur galian C. Padahal, warga beraktivitas mandi dan lainnya di sungai,” kata Romadhon, salah satu warga.
Keruhnya air sungai ini, menurut Romadhon, sudah berlangsung hampir enam bulan. Sejak dibukanya galian C di Dusun Arjosari di desa setempat. Sedikitnya ada tiga titik galian C yang dikeruk menggunakan alat berat. Karena keruh, warga tak bisa beraktivitas lagi di sungai. Sebab, kondisinya tak layak digunakan. Dipenuhi material lumpur. Selain untuk aktivitas warga, aliran sungai digunakan untuk pengairan sawah. Para petani mengeluhkan tanaman yang dipenuhi material tanah.
“Petani juga bingung ketika mengairi sawah, airnya berlumpur,” tegas Romadhon.
Menurutnya, sudah empat kali, warga, penambang galian C, petani dan pihak desa melakukan pertemuan. Hasilnya, muncul kesepakatan jika air kembali keruh, aktivitas galian C harus dihentikan.
“Ini air keruh lagi, sehingga warga spontan datang ke kantor desa menagih kesepakatan yang sudah ada,” jelasnya.
Warga berharap, ada solusi air bersih akibat aktivitas galian C itu. Sebab, warga sangat tergantung dengan aliran sungai.
“Kami inginnya ditutup saja galian C. Hari ini, setelah aksi warga, aktivitas galian C sudah berhenti,” jelasnya.
Pihaknya tidak mengetahui apakah galian C tersebut memiliki izin atau tidak.
Kapolsek Songgon AKP Eko Darmawan menegaskan, aksi warga berlangsung spontan. Pihaknya sudah melakukan mediasi terkait tuntutan warga.
“Itu aksi spontan, kami sudah lakukan mediasi terkait tuntutan warga,” jelasnya. (Happy Oktavia)
Load more