Hal ini karena tindak pidana dimulai saat korban masih di bawah umur dan terus berlanjut hingga dewasa.
Berdasarkan informasi, kejadian pertama terjadi pada tahun 2022 dan berlanjut hingga 2023. Awalnya, pelaku melakukan perbuatan pencabulan sebelum akhirnya terjadi pemerkosaan.
Kasatreskrim juga menambahkan bahwa saat ini total saksi yang diperiksa berjumlah sembilan orang.
“Selanjutnya, kami akan mengumpulkan keterangan saksi lain, melengkapi berkas perkara, dan segera mengirimkannya ke jaksa penuntut umum (JPU) agar proses hukum dapat berjalan dengan lancar," imbuhnya.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena dilakukan berulang kali terhadap korban yang awalnya masih anak-anak, sehingga Polres Trenggalek berkomitmen untuk menangani kasus ini secara serius dan profesional.
Sebelumnya ratusan warga sempat berunjuk rasa di lingkungan ponpes dan kantor desa setempat, warga menuntut agar kasus dugaan pencabulan tersebut segera ditangani. (asn/far)
Load more