Dan dibutuhkan seorang pemimpin yang bisa mengorkestrasi sumber daya manusia yang ada untuk mewujudkan Indonesia Emas 2035.
"Kesimpulan yang kedua adalah adanya mismatch atau ketidaksesuaian pendidikan dan kebutuhan industri. Dimana pendidikan tinggi didominasi oleh program studi non STEM," tegas AHY.
Misalnya di Kalimantan, disana banyak potensi tambang. Namun perguruan tinggi disana minim yang memberikan pendidikan program studi pertambangan. Begitu juga di Sulawesi yang memiliki banyak potensi agrikultur namun program studi yang diajarkan di pendidikan tinggi disana kurang mendukung.
"Selain itu juga RnD yang masih sangat minim. Dan banyak penelitian yang dihasilkan kurang mendukung dengan kebutuhan prioritas penelitian nasional untuk perkembangan ekonomi," tegasnya. (hen)
Load more