Surabaya, tvOnenews.com - Young Buddhist Association (YBA) Indonesia menyerukan dan mendesak generasi Z atau Gen Z untuk aktif berpartisipasi dalam Pilkada 2024. Pasalnya, itu merupakan bagian dari tugas kewarganegaraan dan keterlibatan mereka dengan masyarakat, meskipun sebenarnya ajaran Buddha tidak secara khusus mengamanatkan pemungutan suara atau partisipasi politik.
Dorongan untuk berpartisipasi aktif dalam Pilkada itu juga disampaikan dalam berbagai kesempatan. Salah satunya ketika dia menjadi pembicara dalam Kuliah Umum Lintas Agama di Universitas Surabaya pada Rabu lalu.
Menurut Billy, dalam ajaran Buddhis ada beberapa prinsip yang dapat mendukung keterlibatan sipil. Pertama, tindakan yang benar (Samma Kammanta), artinya memberikan suara dapat dilihat sebagai bentuk tindakan yang benar, yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Kedua, Welas Asih (Karuna), artinya dengan memberikan suara, seseorang berpotensi mempengaruhi kebijakan yang mempengaruhi kesejahteraan semua makhluk.
“Ketiga, saling ketergantungan, artinya ajaran Buddha mengajarkan bahwa semua hal saling berhubungan. Berpartisipasi dalam keputusan masyarakat mengakui keterkaitan ini,” tegasnya.
Keempat, kesadaran, artinya terlibat dalam proses pemungutan suara dengan penuh kesadaran dapat membantu seseorang membuat keputusan yang tepat untuk kepentingan semua orang. Kelima, jalan tengah, artinya partisipasi yang seimbang dalam kehidupan sipil, tidak sepenuhnya menarik diri atau menjadi terlalu terikat pada politik, sejalan dengan ajaran Buddha tentang Jalan Tengah.
“Dalai Lama telah berbicara tentang pentingnya demokrasi dan partisipasi sipil. Beliau pernah berkata bahwa Demokrasi adalah nilai universal yang didasarkan pada kehendak bebas rakyat,” kata Billy mengutip Dalai Lama.
Ia juga menjelaskan bahwa pentingnya memberikan suara dalam pemilihan umum jika dilihat dari sudut pandang Buddhis, dapat dipahami melalui beberapa poin penting.
“Sang Buddha mengajarkan bahwa karma apapun yang kita ciptakan, baik atau buruk, kita adalah pewarisnya. Kita adalah pewaris dari tindakan-tindakan kita, dikutip dari Anguttara Nikaya 5.57,” kata dia.
"Keputusan untuk memilih haruslah keputusan pribadi, yang dibuat dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan, dengan mempertimbangkan potensi manfaat bagi semua makhluk,” pungkasnya. (sha/far)
Load more