Sidoarjo, tvOnenews.com - Fenomena alam perubahan iklim yang menyebabkan suhu permukaan air memanas, membuat petambak udang dan bandeng di Sidoarjo gagal panen. Akibatnya, petani harus mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Ikan bandeng milik petambak, tumbuh lebih lambat karena air kolam tambak memgalami penguapan dan peningkatan tingkat keasinan cukup tinggi.
"Ya gimana lagi mas, sejak beberapa bulan ini suhu di permukaan air kolam tambak mengalami peningkatan yang tinggi, otomatis penguapannya juga tinggi dampaknya air yang ada di dalam kolam rasanya sangat asin. Ini yang membuat ikan tidak bisa besar dan cenderung mengalami kematian," ucapnya.
Untuk mencegah gagal panen, para petambak harus panen lebih awal.
Senada dengan petani tambak lainnya, M Kamun (51), pebudidaya udang vaname atau panaeous vanamee, Desa Kalanganyar, Sedati juga merasakan dampak dari perubahan iklim.
Udang vaname berumur 45 hari di delapan areal tambak miliknya tiba-tiba mati mendadak. Akibatnya ia mengalami kerugian yang cukup besar hingga mencapai ratusan juta rupiah.
"Kemarin udang tiga petak baru umur 45 hari mati. Saat itu cuaca lagi terik-teriknya. Akhirnya daya tahan tubun udang menurun dan mengalami kematian," ujar Kamun.
Tidak sedikit jumlah petambak di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami kerugian karena cuaca yang sangat terik ini. Para petambak ini sama sekali tidak mengira akan terjadi perubahan iklim yang ekstrim.
Budidaya udang atau bandeng, menurut para petambak, butuh sinar matahari yang tidak banyak dan teriknya tidak terlalu panas sehingga tidak menimbulkan kematian massal seperti yang sedang terjadi saat ini. Petani berharap agar segera turun hujan sehingga meredam suhu panas yang ada di kolam tambak. (khu/far)
Load more