Lumajang, tvOnenews.com - Gunung Semeru (3.676 Mdpl) di Kabupaten Lumajang, kembali terpantau mengalami 2 kali erupsi, pada Rabu (29/10).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, erupsi terjadi pada pukul 05.12 WIB dan 08.19 WIB, dengan kolom abu teramati secara visual membumbung setinggi 400 hingga 800 meter diatas puncak kawah jonggring saloko.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 30 Oktober 2024, pukul 08:19 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 900 m di atas puncak (± 4576 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 124 detik," tulis Sigit dalam laporannya, Rabu (29/10).
Sebelumnya pada pukul 05:12 WIB, erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 4076 m di atas permukaan laut).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 138 detik," terangnya.
Sementara itu, selama periode pengamatan 29 Oktober 2024, pukul 00.00-24.00 WIB, dilaporkan secara visual teramati 12 kali letusan asap putih kelabu, serta 1 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 800 meter ke Besuk Kobokan.
Sedangkan secara kegempaan, tercatat telah terjadi 77 kali letusan, 12 kali guguran, serta 14 kali letusan. Dalam laporannya, Sigit menyebutkan jika saat ini tingkat aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, pihak PVMBG tetap mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Serta waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," pungkasnya. (wso/gol)
Load more