Lumajang, Jawa Timur - Seekor satwa yang diduga macan kumbang dengan nama latin (panthera pardhus melas) terekam kamera CCTV EWS (Early Warning System) yang terletak di Dusun Curah Kobokan pada 27 Januari 2022 yang lalu, dugaan sementara macan kumbang tersebut turun dari hutan Gunung Semeru untuk mencari makan setelah hutan yang biasa dia tempati rusak akibat diterjang awan panas guguran pada 4 Desember 2021 silam.
Menurut petugas pantau CCTV EWS (Early Warning Sistem) Yohni kurnianto yang terletak di Dusun Kajarkuning, macan kumbang tersebut terakam pada hari kamis 27 Januari yang lalu dan baru viral dalam beberapa hari terakhir setelah diunggah ke media sosial.
"Pada hari kamis 27 Januari 2022 tepatnya pada pukul 18:34 wib macan kumbang tersebut berjalan dari arah sungai menuju ke perkampungan yang saat ini sudah ditinggal oleh penduduk mengungsi,“ ungkapnya.
Hampir 10 menit berkeliaran di sekitar pos pantau. Satwa tersebut akhirnya meninggalkan lokasi dan terus berjalan kearah permukiman warga hingga tak terekam lagi oleh kamera pemantau pada pukul 18.46 wib.
Para relawan, meyakini bahwa satwa yang terekam tersebut diduga kuat jenis macan kumbang atau tutul. Keyakinan itu cukup beralasan, karena postur satwa tersebut lebih besar dari ukuran seekor kucing. Apalagi, posisi kamera yang merekam berada pada ketinggian 16 meter dari posisi obyek.
Menurut salah satu warga curah kobokan Abdul Azis, dengan viralnya video yang beredar dan menunjukan kemunculan macan kumbang tersebut dirinya merasa kawatir, hal ini dikarenakan lokasi munculnya yang diduga macan kumbang tersebut berada di wilayah aktivitas relawan bekerja.
"Ya khawatir mas, apa lagi disini kan banyak aktivitas dari relawan, apa lagi hilangnya macam kumbang itu pas didepan rumah saya itu,” tuturnya.
Sementara itu, Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger, Syarif Hidayat menyatakan jika dari hasil identifikasi sementara, diduga kuat satwa tersebut adalah jenis macan kumbang.
“Dari hasil identifikasi Tim Pengendali Ekosistem Hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dugaan awal satwa tersebut adalah macan kumbang,”jelas Syarif.
Dugaan itu muncul dengan adanya ciri-ciri khusus, yakni dominasi dari warna hitam pada satwa yang terekam tersebut.
“Indikasi lainnya, ekor satwa tersebut lebih panjang dan menghadap keatas. Tetapi, pihak BB-TNBTS perlu melakukan identifikasi maupun orientasi lapangan lebih lanjut, dengan pemasangan kamera trap di lokasi tersebut,”pungkasnya. (Wawan S/rey)
Load more