Sebab dukungan ini sejatinya juga adalah bentuk ketaatan pada pemimpin sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyidina Umar bin Khattab.
“Sesuai dawuh Sayyidina Umar mengatakan bahwa Islam tidak akan bisa jika tidak dikelola lewat jamaah dan organisasi. Organisasi tidak akan baik jika tidak dipimpin oleh pemimpin yang baik. Dan pemimpin gak akan memiliki makna jika tidak ditaati jamaahnya,” tegas Masruroh.
Dengan capaian prestasi yang gemilang di periode pertama, Masruroh menyebut tak ada keraguan untuk mendukung Khofifah sebagai Gubernur Jatim kembali di periode mendatang.
Di sisi lain, dalam kesempatan ini Khofifah menyatakan bahwa pihaknya siap untuk melanjutkan program-program unggulan di periode pertama. Seperti tunjangan kehormatan untuk imam masjid, tunjangan kehormatan untuk hafidz hafidzoh, dan juga beasiswa untuk guru madrasah diniyah.
“Tunjangan kehormatan ini bahasa yang sangat Khofifah. Itu murni ide kami karena saat turun ke masyarakat di periode pertama, kami itu salatnya dimana saja ada masjid atau musala kami singgah. Disana terkadang ada imam yang bacaan tajwidnya kurang, maka kami berinisiatif agar ketika menjabat kami berniat untuk memberikan tunjangan kehormatan bagi imam masjid yang dipinggi kampung, pesisir maupun di pegunungan,” kata Khofifah.
“Syaratnya adalah bacaannya mau di tashih. Dan ini sudah terealisasi. Selama lima tahun sudah 70 an ribu imam masjid yang mendapat tunjangan kehormatan dari Pemprov Jatim,” urai Khofifah.
Begitu juga untuk tunjangan kehormatan bagi penghafal Alquran. Dikatakan Khofifah bahwa program ini sudah berjalan. Sejalan dengan program beasiswa bagi guru madrasah diniyah. Yang mana dalam lima tahun ini sudah sebanyak 5683 guru madin dan santri pesantren yang mendapatkan beasiswa S1, S2 dan S3 dari Pemprov Jatim.
Load more