Ia melanjutkan, bahwa sebagai pemimpin, ia memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi dan tidak menjerumuskan bawahannya dalam tindakan tercela. Menurutnya, sejumlah kepala dinas di Jember juga baru-baru ini diperiksa oleh aparat terkait dugaan korupsi, dan hal ini mencerminkan rapor buruk birokrasi yang harus diperbaiki.
“Kita harus tahu bahwa Indeks Reformasi Birokrasi (IRB) kita rendah. Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, kita berada di peringkat 35. Mau berapa banyak lagi birokrasi yang akan dihukumkan?,” sentil Fawait.
Tidak hanya itu, Fawait juga menyindir soal dugaan korupsi proyek rel kereta api yang menyeret rekan politik di legislatif. Saat ini dugaan korupsi proyek rel keretapi ditangani Kejagung.
“Saya pastikan ketika kami memimpin, kami tidak akan ngutik-ngutik soal rel kereta api. Nama saya sudah jelas, clear and clean. Saya tidak akan ungkit itu disini, karena kita harus menjunjung asas praduga tidak bersalah,” tutup Fawait.
Namun saat moderator memberi kesempatan Hendy untuk memberi tanggapan atas jawaban Fawait. Hendy terdiam beberapa saat (speechless). Hingga moderator meminta Hendy memberi tanggapan langsung jawaban Fawait. Barulah Hendy berbicara.
"Sebenarnya saya ingin membantu Anda dalam bansos. Saya ingin anda menunjukkan titik-titik bansos hingga bisa merawat bersama teman-teman jurnalis dan LSM hingga masyarakat tahu lokasi dimana hingga bisa saya bantu, " kata Hendy.
Selama debat publik kedua ini sering moderator mencoba menenangkan dua pendukung paslon yang berada di lokasi acara. (sss/hen)
Load more