Jombang, tvOnenews.com - Akses jalan utama menuju Situs Petirtaan Kuno Sumberbeji yang terletak di area persawahan Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, yang sempat ditutup oleh pemilik lahan, kini kembali dibuka mulai Senin (11/11).
Camat Ngoro, Nur Evva Maylia, menjelaskan bahwa setelah menerima laporan tentang penutupan akses, pihaknya segera mengadakan pertemuan pada Minggu (10/11). Pertemuan tersebut melibatkan perangkat desa, BPD, pengelola, BUMDes, serta pemilik lahan yang tanahnya digunakan sebagai jalan masuk ke situs.
"Setelah diskusi dan pendekatan, pemilik lahan dengan besar hati bersedia membuka kembali akses jalan yang menuju area Situs Petirtaan Sumberbeji," kata Evva kepada awak media.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati pula bahwa pembahasan mengenai kompensasi bagi pemilik lahan akan dikoordinasikan lebih lanjut oleh pemerintah desa.
"Soal kompensasi, kami serahkan kepada Pemdes untuk berdiskusi dengan pemilik lahan. Kami berperan sebagai fasilitator," tambahnya.
Evva juga menyampaikan bahwa pengelolaan Situs Petirtaan Sumberbeji kini resmi diserahkan kembali kepada Pemerintah Desa Kesamben. Pengelolaan situs bersejarah ini nantinya akan dilakukan oleh BUMDes Makmur Jaya, setelah paguyuban yang sebelumnya mengurus situs ini mengundurkan diri.
"Mulai sekarang, pengelolaan resmi berada di tangan Pemdes Kesamben melalui BUMDes," tegasnya.
Ia berharap, dengan dibukanya kembali situs bersejarah ini, masyarakat dapat menikmatinya sebagai objek wisata sekaligus sumber edukasi tentang sejarah dan cagar budaya. Selain itu, diharapkan kehadiran wisata ini dapat meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Dengan dibukanya Situs Petirtaan Sumberbeji, semoga perekonomian desa dapat terangkat, dan wisata edukasi tentang sejarah juga bisa berkembang lebih baik," pungkasnya.
Sebelumnya, akses jalan menuju Situs Petirtaan Kuno Sumberbeji ditutup oleh pemilik lahan sebagai respons atas sejumlah persoalan yang belum terselesaikan. Namun, pihak kecamatan dan desa bergerak cepat mengatasi masalah ini untuk menjaga keberlanjutan situs yang memiliki nilai sejarah tinggi tersebut. (roi/far)
Load more